Fungsi Telinga Manusia : Struktur Anatomi Bagian Cara Kerja

Bookmark and Share
Fungsi Telinga pada Manusia : Struktur Anatomi Bagian Cara Kerja - Suara musik dan penyanyi yang merdu, suara pesawat yang bising, hingga suara jangkrik yang menghiasi malam dapat kita dengarkan karena ada organ tertentu pada tubuh yang berperan. Organ yang berperan yakni telinga. Gelombang suara yang merambat melalui udara dan masuk ke telinga membuat suara tersebut terdengar. Di dalam telinga, gelombang suara akan diubah menjadi getaran yang selanjutnya diterima oleh fonoreseptor. Berikut akan disampaikan struktur, fungsi dan mekanisme penghantaran impuls pada telinga.

a. Struktur Telinga

Secara struktural, telinga manusia terbagi menjadi tiga bagian, meliputi telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Lihat Gambar 1.
Struktur telinga bagian tengah dan bagian dalam
Gambar 1. Struktur telinga bagian tengah dan bagian dalam
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, liang telinga, dan gendang telinga (membran timpani). Daun telinga berfungsi menangkap gelombang/getaran suara supaya dapat masuk ke dalam telinga. Selanjutnya, getaran suara disa lurkan menuju liang telinga atau saluran auditori. Di dalam liang telinga terdapat bulu-bulu halus dan kelenjar yang menghasilkan zat berasa pahit. Bulu-bulu halus berperan dalam proses penyaringan debu-debu atau kotoran yang masuk ke dalam telinga. Sementara, zat yang disekresikan oleh kelenjar tersebut berfungsi untuk menghalangi dan membunuh binatang yang masuk menuju telinga.

Dari liang telinga, getaran suara akan ditangkap oleh gendang telinga atau membran timpani. Adanya membran timpani membuat getaran suara tersebut mengalami resonansi atau vibrasi (getaran). Apabila membran timpani rusak, getaran tidak dapat diterima dengan baik. Akibatnya, suara yang didengar kacau atau sama sekali tak terdengar. Setelah melewati membran timpani, selanjutnya getaran suara masuk menuju telinga bagian tengah. Pada bagian tengah, telinga tersusun atas tiga tulang kecil (osikula) yakni tulang martil (maleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Secara berurutan, getaran akan melewati ketiga tulang tersebut. Kemudian, getaran masuk ke telinga bagian dalam melalui jendela oval. Oleh pembuluh Eustachius, rongga telinga bagian tengah ini dihubungkan dengan rongga mulut. Pembuluh ini berperan dalam menjaga keseimbangan tekanan udara antara telinga bagian luar dengan telinga bagian dalam. Keseimbangan tekanan udara di antara dua bagian tersebut menjadikan membran timpani terjaga keutuhan atau tidak rusak.

Selanjutnya, dari telinga bagian tengah, getaran akan diteruskan menuju teli nga bagian dalam. Pada bagian dalam, telinga manusia terdiri atas labiran tulang dan labirin selaput. Labirin tulang tersusun oleh beberapa bagian, yaitu serambi (vestibulum), saluran setengah lingkaran (kanal semisirkularis), dan rumah siput (koklea). Serambi dan saluran setengah lingkaran berperan dalam proses keseimbangan, sedangkan koklea berperan dalam pendengaran. Lihat Gambar 2.

struktur koklea telinga
Gambar 2. Struktur koklea
Koklea terbagi menjadi dua ruangan, yakni bagian atas terdapat saluran vestibulum dan bagian bawah terdapat saluran koklea. Di antara kedua saluran ini dipisahkan oleh saluran berukuran kecil yang dinamakan saluran timpani. Saluran vestibulum berhubungan dengan jendela oval, sementara saluran timpani terkait dengan jendela bundar yang menghubungkan telinga tengah. Di dalam saluran vestibulum dan saluran timpani terisi oleh cairan yang dinamakan perilimfa, dan saluran koklea terisi dengan cairan endolimfa. Selain berisi cairan, selaput dasar saluran koklea (membran basiler) terdapat organ Corti yang mengandung sel-sel rambut. Adanya organ Corti menjadikan getaran dapat direspons oleh saraf auditori dan selanjutnya dikirim menuju sistem saraf pusat (otak) dalam bentuk impuls saraf. Perhatikan Gambar 3.

struktur organ Corti telinga
Gambar 3. Struktur organ Corti



Anda sekarang sudah mengetahui Telinga. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger