Sebagai panglima perang, Raja Iskandar Zulkarnaen tidak pernah kalah. Seluruh negeri yang di tantangnya selalu menyerah. Pedangnya seperti punya mata, dapat menundukan siapa saja. Tentaranya besar dan gagah berani dengan persenjataan yang kuat. Di medan perang, Iskandar Zulkarnaen adalah ahli taktik dan siasat yag ulung untuk memenangkan peperanangan.
Sudah seperdelapan bola bumi yang dikuasai oleh Raja Iskandar. Sampai akhirnya, ia menjarah hingga mendekati Anak Benua India. Pada waktu ia akan menaklukan negeri itu, tatkala ia sedang menyebrangi sungai Indus, suatu malam ia dihinggapi dan digigit nyamuk kecil. Kecil sekali nyamuk itu.
Namun akibatnya amat fatal. Raja Iskandar jatuh sakit, menderita demam yang hebat karena nyamuk itu membawa benih penyakit malaria.Dari hari ke hari sakitnya makin parah. Maka manakala ia merasa ajalnya sudah hampir dekat, Raja Iskandar memanggil orang-orag kepercayaannya, da bertitah kepada mereka.
"Wahai, para sahabatku. Kalau aku nanti meninggal dunia, masukanlah jenazahku ke dalam peti mati. Tapi bikinlah lubang pada kedua sisi peti matiku itu. Julurkanlah kudua tanganku keluar melalui lubang itu. Lantas tempatkan peti matiku ke dalam sebuah kereta jenazah yang terbuka. Araklah kereta itu kembali ke makedonia dengan lambat-lambat, agar bangsa-bangsa yang pernah kutaklukan di sepanjang perjalanan, menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa Iskandar yang Agug, yag perkasa, yang selalu menang perang, pada waktu matinya tidak membawa apa-apa. Tidak sebungkah emas pun digenggamannya dari harta rampasan yang begitu banyaknya. Supaya para raja, para penguasa, dan para panglima dibelakangku kelak, tidak akan sombong dengan kekuasaan mereka. Sebab ternyata ujung semua kebesaran, keagungan adalah kematian dan manusia tidak berdaya untuk menghindarinya.
Karya : KH.Abdurrahman Arrosi.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar