Kingdom Plantae (Tumbuhan) : Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Klasifikasi, Reproduksi

Bookmark and Share
Kingdom Plantae (Tumbuhan) : Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Klasifikasi, Reproduksi - Kingdom Plantae disebut juga Dunia Tumbuhan karena beranggotakan berbagai jenis tumbuhan. Sebagai anggota sebuah kingdom, berbagai jenis tumbuhan memiliki ciri-ciri umum yang sama. Semua organisme yang disebut tumbuhan bersifat eukariotik multiseluler dan sel-selnya terspesialiasasi membentuk jaringan dan organ. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Tumbuhan juga memiliki klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b, sehingga mampu melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Karena dapat memenuhi kebutuhan makanannya secara mandiri, maka tumbuhan disebut organisme autotrof. Tumbuhan menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk tepung atau pati.

Alga hijau, alga cokelat, dan beberapa jenis alga lainnya memiliki sifat yang mirip dengan tumbuhan. Tapi apakah mereka termasuk anggota Kingdom Plantae? Jawabannya adalah bukan. Beberapa jenis alga memang memiliki klorofil dan mampu melakukan fotosintesis. Namun, mereka tidak termasuk anggota Kingdom Plantae karena beberapa alasan, misalnya karena tubuh alga masih berupa talus (belum bisa dibedakan antara akar, batanng, dan daun). Karena sifat tersebut, maka alga tidak termasuk ke dalam Kingdom Plantae, akan tetapi termasuk Kingdom Protista. Walaupun demikian, alga dan tumbuhan memiliki kekerabatan yang dekat. Tumbuhan dan alga hijau memiliki klorofil b sebagai suatu pigmen aksesoris fotosintetik. Disebut aksesoris tambahan karena klorofil tersebut tidak dimiliki oleh organisme fotosintetik lainnya. Semua eukariotik fotosintetik menggunakan klorofil a sebagai pigmen yang terlibat secara langsung dalam konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Hampir semua jenis tumbuhan adalah tumbuhan darat (teresterial). Namun, ada juga tumbuhan yang hidup di air (akuatik). Beberapa contoh tumbuhan akuatik adalah enceng gondok, teratai, dan kangkung air. Perbedaan karakter habitat darat dan air akan mendorong timbulnya perbedaan adaptasi struktural, kimiawi, dan reproduksi. Di habitat darat, sumber daya yang diperlukan organisme fotosintetik tersedia di dua tempat yang sangat berbeda. Cahaya dan karbondioksida sebagian besar tersedia di atas permukaan tanah, sementara air dan nutrien mineral sebagian besar berada di dalam tanah. Dengan demikian, tubuh tumbuhan yang kompleks menunjukkan derajat spesialisasi struktural yang beraneka ragam pada organ-organ yang berada di bawah tanah, yaitu akar, dan yang di atas permukaan tanah yaitu tunas yang akan menjadi daun. 

Pada sebagian besar tumbuhan, pertukaran karbondioksida dan oksigen antara atmosfer dan bagian dalam yang berfotosintetis terjadi melalui stomata (mulut daun), yaitu pori mikroskopik yang melalui permukaan daun. tersedia di dua tempat yang sangat berbeda. Cahaya dan karbondioksida sebagian besar tersedia di atas permukaan tanah, sementara air dan nutrien mineral sebagian besar berada di dalam tanah. Dengan demikian, tubuh tumbuhan yang kompleks menunjukkan derajat spesialisasi struktural yang beraneka ragam pada organ-organ yang berada di bawah tanah, yaitu akar, dan yang di atas permukaan tanah yaitu tunas yang akan menjadi daun.

Reproduksi tumbuhan berlangsung secara generatif dan vegetatif. Tumbuhan mempunyai daur atau siklus hidup yang disebut pergiliran generasi atau metagenesis, meliputi generasi haploid (gametofi t) dan generasi diploid (sporofit). Perhatikan Gambar 1.
Pergiliran generasi tumbuhan
Gambar 1. Pergiliran generasi tumbuhan
Kedua generasi tersebut saling bergiliran dan masing-masing saling menghasilkan. Gametofit membentuk gamet dengan cara pembelahan mitosis dan sporofit membentuk spora melalui pembelahan meiosis. Spora didefi nisikan sebagai suatu sel reproduktif yang berkembang secara langsung menjadi suatu organisme tanpa harus menyatu dengan sel-sel lainnya. Sedangkan gamet adalah sebaliknya, tidak dapat berkembang secara langsung menjadi organisme tetapi harus melalui penggabungan terlebih dahulu. Sel sperma (gamet jantan) membuahi sel telur (gamet betina) membentuk zigot dan zigot akan berkembang menjadi organisme, yaitu suatu sporofit baru. Dalam siklus hidup semua tumbuhan sprorofit dan gametofit adalah heteromorfik, artinya sporofit dan gametofit berbeda dalam hal morfologi atau bentuknya. Pada lumut dan kerabat dekatnya, gametofit (generasi haploid) adalah tumbuhan yang lebih besar dan rumit

Berdasarkan bentuk sporofitnya (ada tidaknya biji), tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi kelompok tumbuhan tidak berbiji dan kelompok tumbuhan berbiji. Tumbuhan tidak berbiji terdiri dari lumut dan paku-pakuan. Kedua tumbuhan tersebut berkembang biak secara generatif dengan benih yang disebut spora sehingga disebut kelompok tumbuhan tingkat rendah. Sedangkan tumbuhan yang berkembang biak dengan dengan benih yang berupa biji disebut tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari tumbuhan berbiji terbukadan tumbuhan berbiji tertutup. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki struktur yang disebut strobilus dan tumbuhan berbiji tertutup memiliki struktur yang disebut bunga. Keduanya berperan dalam pembentukan biji sebagai alat perkembangbiakan.

Berikut ini adalah klasifikasi Tumbuhan :

1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

2. Tumbuhan Paku (Pterydophyta)

3. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Keajaiban Benih

Benih atau yang umum kita sebut sebagai biji adalah suatu bagian dari tumbuhan yang sangat istimewa. Sebutir benih dapat menentukan bagaimana bentuk perkembangannya nanti menjadi sebuah tumbuhan, meliputi semua bagianbagiannya yang detil seperti bagaimana perawakannya, seberapa tingginya, bagaimana bentuk dan lebar daunnya, bagaimana bentuk dan warna bunganya, bagaimana rasa buahnya, dan lain sebagainya. Benih adalah suatu maha karya ciptaan Tuhan yang mengilhamkan tumbuhan untuk berkembang biak dan memberikan manfaat bagi manusia dan kehidupan di bumi. (Sumber: Harun Yahya Series, 2003).

Anda sekarang sudah mengetahui Kingdom Plantae atau Tumbuhan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger