Proses Pembentukan Sel Sperma (Spermatogenesis) pada Pria / Manusia - Pembentukan sperma berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan atau pemasakan sperma ini disebut spermatogenesis. Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom, mengalami pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer ini kemudian mengalami pembelahan meiosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid. Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat haploid. Perhatikan Gambar 1. (Baca juga : Sistem Reproduksi pada Pria)
Gambar 1. Tahap spermatogenesis |
Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi mikrotubulus. Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah (mid piece), dan bagian ekor. Perhatikan Gambar 2. dan 3.
Gambar 2. Kumpulan sperma |
Gambar 3. Struktur sperma |
- Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
- Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
- Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum
Produksi sperma dipengaruhi hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi hormon testosteron. Hormon inilah yang mengendalikan produksi FSH dan LH. Perhatikan Tabel 1. tentang jenis-jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Tabel 1. Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin dan Hormon - Hormon yang Dihasilkan | Jaringan yang Dituju | Fungsi |
Hipotalamus | ||
– Hormon gonadotropin | Hipofisis anterior | Merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), dan hormon tumbuh (Growth Hormone). |
Hipofisis anterior | ||
a) FSH | Testis | Merangsang sel-sel sertoli pada tubulus seminiferus pada testis untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi sperma (proses spermatogenesis). |
b) LH | Testis | Merangsang sel-sel leydig (sel-sel interstisiil) untuk menghasilkan testosteron. |
c) Hormon tumbuh | Testis | Memacu agar memulai pembelahan spermatogonia. |
Testis | ||
– Testosteron | Seluruh tubuh | Pada janin merangsang perkembangan organ seks primer. |
Masa pubertas mempengaruhi pertumbuhan alat reproduksi dan ciri-ciri kelamin sekunder (suara, kejantanan, pertumbuh an rambut, dan kematangan seksual). | ||
Dewasa berperan dalam memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan mendorong terjadinya spermatogenesis. |
Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65–75 hari.
Jumlah Produksi Sperma
Pada pria dewasa yang normal setiap 1 ml semen mengandung lebih kurang 250–500 juta sperma. Selama hidupnya, seorang pria mampu memproduksi sperma sebanyak 12.000.000.000.000 (1,2 × 1013).
Anda tentunya telah mengetahui proses pembentukan atau pemasakan sperma yang disebut spermatogenesis. Sperma ini diproduksi oleh pria yang sudah dewasa. Menurut Anda, kira-kira pada usia berapa seorang pria mulai memproduksi sperma? Simak materi berikut agar Anda dapat menjawabnya.
Seorang pria mulai memproduksi sperma apabila testisnya telah menghasilkan hormon testosteron. Hormon inilah yang akan memacu testis untuk memproduksi sperma. Dimulainya produksi hormon testosteron menandakan pria tersebut mengalami pubertas. Pubertas ditandai dengan munculnya ciri-ciri sekunder pada pria. Seperti pada wajah tumbuh kumis, jambang, tumbuh rambut di ketiak dan di sekitar alat kelamin. Otot-otot tubuh lebih kekar, dan suara terdengar lebih berat karena jakun mulai tumbuh.
Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi seorang pria. Secara psikologis seorang pria menunjukkan sifat-sifat maskulin, di antaranya mempunyai kecenderungan untuk melindungi, cenderung berpikir logis, tidak mengedepankan perasaan, cenderung cuek, dan cenderung diam dan menarik diri dari lingkungan apabila sedang menghadapi masalah.
Secara biologis seorang pria yang telah puber akan mengalami ”mimpi basah”. Mimpi basah dapat terjadi karena pria memproduksi sperma setiap harinya. Sperma ini tidak harus selalu dikeluarkan, sebagian sperma akan diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair, dan kotoran padat. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja pria) melalui mimpi basah.
Seorang pria yang telah pubertas harus mampu memelihara kesehatan dengan menjaga kebersihan pribadi dan alat reproduksinya. Demikian juga secara religius seorang yang sudah mengalami pubertas harus semakin
meningkatkan pemahaman agamanya serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar tidak terjerumus kepada pergaulan bebas yang akan merugikan masa depannya.
Anda sekarang sudah mengetahui Pembentukan Sperma. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar