Penyebab dan Dampak Perubahan Lingkungan - Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan mempengaruhi keseimbangan alam. Apabila hal ini terjadi, maka kualitas lingkungan akan menurun, dan pada akhirnya manusia juga yang akan merasakan akibatnya. Berbagai perusakan lingkungan yang sering dilakukan manusia adalah penebangan hutan secara liar, konversi lahan subur menjadi permukiman, serta efek samping intensifikasi pertanian. Manusia memang bergantung pada alam, sehingga wajar apabila kita mengambil berbagai sumber daya hutan, seperti menebang pohon untuk diambil kayunya. Penebangan hutan harus memerhatikan kelestarian lingkungan, misalnya dengan sistem tebang pilih dan diikuti reboisasi. Sehingga hutan mampu tumbuh kembali. Namun yang sering dilakukan manusia adalah sebaliknya, yaitu penebangan hutan secara liar (illegal logging).
Penebangan liar ini dilakukan oleh oknum-oknum yang hanya berorientasi pada kepenting an pribadi dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Eksploitasi alam secara tidak bertanggungjawab ini pada akhirnya akan mengurangi berbagai fungsi hutan, terutama berkurangnya kemampuan hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang dan memengaruhi kehidupan satwa liar di dalamnya dan juga kehidupan manusia. Selain itu, akibat penebangan liar, hutan pun menjadi gundul, sehingga apabila musim hujan tiba dapat timbul bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Selain penebangan hutan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia juga membangun rumah atau permukiman. Karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, maka ketersediaan lahan yang terbatas menyebabkan daya tampung lingkungan menurun. Dan pada akhirnya karena kebutuhan yang sangat tinggi akan rumah tinggal, manusia rela melakukan pembangunan rumah di tanah-tanah yang subur, misalnya sawah, ladang, kebun, bahkan membuka hutan. Konversi lahan subur menjadi area permukiman ini menyebabkan berkurangnya lahan pertanian, sehingga mengancam ketahanan pangan nasional.
Sebagai makhluk heterotrof, manusia memerlukan makanan dari tumbuhan dan hewan. Untuk mencukupi kebutuhan pangan tersebut, manusia melakukan budidaya tanaman atau pertanian. Namun, karena lahan pertanian berkurang seiring pertambahan penduduk dan konversi lahan pertanian menjadi perumahan, maka untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut kita melakukan berbagai upaya, misalnya dengan menerapkan intensifi kasi pertanian. Tujuannya adalah peningkatan produksi pertanian tanpa harus menambah luas lahan (ekstensifi kasi pertanian). Penerapan intensifi kasi pertanian dengan
Panca Usaha Tani, di satu sisi dapat meningkatkan ketersediaan pangan, tetapi di sisi lain bisa merugikan manusia sendiri. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan untuk meningkatkan hasil produksi dapat menyebabkan terjadinya polusi atau pencemaran. Pemilihan bibit unggul atau mementingkan komoditas tertentu menyebabkan petani hanya menanam satu jenis tanaman dalam satu lahan (pertanian monokultur). Pertanian monokultur akan menurunkan keanekaragaman organisme sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan hama tertentu. Misalnya hama wereng atau tikus yang menyerang area tanaman padi.
Selain akibat ulah manusia, perubahan lingkungan juga terjadi karena peristiwa alam. Contoh peristiwa alam yang mengubah lingkungan tersebut adalah letusan gunung berapi, badai, angin, gempa bumi, musim kemarau yang panjang, kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor. Di antara peristiwa tersebut juga ada yang dipengaruhi oleh campur tangan manusia, misalnya kemarau panjang, kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor yang dipicu oleh penebangan hutan.
Perubahan akibat faktor alam bersifat mendadak dan sulit diatasi. Umumnya menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan. Letusan gunung berapi yang disertai muntahan lahar, awan panas, gas, partikel debu, dan hujan abu, menimbulkan kerusakan berupa rusaknya lingkungan dan matinya tumbuhan, hewan, serta manusia.
Kemarau panjang juga merupakan peristiwa alam yang menimbulkan perubahan lingkungan. Kemarau menimbulkan kekeringan, sehingga banyak tumbuhan yang mati. Di bidang pertanian timbul dampak negatif berupa gagal panen atau penurunan produksi. Di daerah Jawa Barat, misalnya, areal pertanian seluas 1 hektar yang biasanya menghasilkan 3 ton beras, mengalami penurunan produksi menjadi 9 kwintal beras per hektar akibat keke ringan. Namum demikian, terjadinya kemarau panjang dan perubahan iklim yang ekstrim bisa pula terjadi akibat aktivitas manusia, seperti pemanasan global dan penipisan lapisan ozon.
Kemarau panjang juga bisa memicu kebakaran hutan, seperti yang terjadi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (Gambar 1).
Kebakaran telah menyisakan tumpukan arang yang menghitam. (Hari Sukmono/foto.detik.com) |
Anda sekarang sudah mengetahui Dampak Perubahan Lingkungan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar