Organ Pencernaan Manusia dan Fungsinya

Bookmark and Share
Gambar Struktur dan Fungsi Organ Pencernaan pada Manusia - Proses pencernaan makanan dapat terjadi dalam bentuk dua cara, secara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, pencernaan makanan dilakukan oleh gerakan otot, semisal gerakan peristaltis dan gerakan gigi-gigi dalam mulut saat mengunyah makanan. Sedangkan secara kimiawi, pencernaan makanan dapat terjadi karena bantuan enzim yang dihasilkan dalam tubuh. Enzim ini bekerja hanya sebagai katalisator reaksi saja dan tidak ikut berubah. Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian organ-organ pencernaan sebagai berikut. 

1. Mulut

Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 1, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).

Bagian-bagian mulut
Gambar 1. Bagian-bagian mulut
a. Gigi

Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Lihat Gambar 2. Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
  1. Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
  2. Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
  3. Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.
Susunan gigi susu pada anak-anak
Gambar 2. Susunan gigi susu pada anak-anak
Keterengan :

a. Premolare kedua tumbuh pada 20–24 bulan dan tanggal pada usia 9–11 tahun.
b. Premolare pertama tumbuh pada 10–16 bulan dan tanggal pada usia 9–11 tahun.
c. Caninus tumbuh pada 16–20 bulan dan tanggal pada usia 8–11 tahun.
d. Insisivus lateral tumbuh pada 8–11 bulan dan tanggal pada usia 6–8 tahun.
e. Insisivus sentral tumbuh pada 6–8 bulan dan tanggal di usia 5–7 tahun

Ketika usia anak berkisar antara 6 tahun hingga 14 tahun, gigi susu mulai tanggal dan kemudian digantikan oleh gigi permanen (Gambar 3). Gigi permanen berjumlah 32 buah, yang berarti ada penambahan geraham besar yang berjumlah 12 buah.

gigi permanen pada orang dewasa
Gambar 3. Gigi permanen pada orang dewasa
Keterangan :

a. Molare ketiga (gigi bungsu)
b. Molare kedua
c. Molare pertama
d. Premolare kedua
e. Premolare pertama
f. Caninus
g. Insisivus lateral
h. Insisivus sentral

Perhatikanlah rumus gigi berikut ini.

1) Rumus gigi sulung (susu)

M0P2C1I2
I2C1P2M0
M0P2C1I2
I2C1P2M0


2) Rumus gigi tetap (permanen)

M3P2C1I2
I2C1P2M3
M3P2C1I2
I2C1P2M3

Keterangan:

I : Insisivus (gigi seri)
C : Caninus (gigi taring)
P : Premolare (gigi geraham depan)
M : Molare (gigi geraham belakang)

Struktur gigi
Gambar 4. Struktur gigi
Perhatikan Gambar 4. di atas. Setiap gigi tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
  1. Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
  2. Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
  3. Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagianbagiannya sebagai berikut.
  1. Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
  2. Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
  3. Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
  4. Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.
Apa Kegunaan Air Liur?

Air liur mempunyai berbagai macam fungsi penting, misalnya untuk mengubah pati menjadi gula serta membuat makanan licin dan mudah ditelan. Air liur juga membuat mulut steril, membantu indra pengecapan, dan diperkirakan mengandung zat yang melawan bakteri serta membantu penyembuhan luka.

b. Lidah

Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).

c. Kelenjar Ludah

Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 5. agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.

Letak kelenjar ludah
Gambar 5. Letak kelenjar ludah
Keterangan :
  1. Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga, menyekresikan ludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).
  2. Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
  3. Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.

2. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar 6 berikut.
Proses gerak bolus secara peristaltik dari kerongkongan menuju lambung
Gambar 6. Proses gerak bolus secara peristaltik dari kerongkongan menuju lambung
Tahukah Anda mengapa saat menelan makanan, bolus tidak dapat masuk ke dalam saluran pernapasan Simak Gambar 7. dan penjelasan berikut, untuk mendapatkan jawabannya.

Posisi lidah dan epiglotis selama bernapas saat menelan
Gambar 7. Posisi lidah dan epiglotis selama bernapas (a) dan saat menelan (b)
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

3. Lambung

Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan mengamati Gambar 6, Anda dapat mengetahui bahwa lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.

a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.

Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otototot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Lihat Gambar 8.

Struktur lambung yang tersusun dari lapisan-lapisan otot
Gambar 8. Struktur lambung yang tersusun dari lapisan-lapisan otot
Gerak peremasan seperti ini dikenal sebagai proses pencernaan secara mekanis. Pencernaan ini disebabkan oleh oto-totot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot polos yang berbentuk memanjang, melingkar, dan serong.

Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. 

Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase. Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
  1. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
  2. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
  3. Mengubah kelarutan garam mineral.
  4. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
  5. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
  6. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekulmolekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.

Produksi Getah Lambung

Produksi getah lambung dipengaruhi oleh jumlah makanan yang masuk ke lambung serta emosi. Bila makanan yang masuk ke lambung sedikit, produksi HCl sedikit pula. Bila makanan yang masuk ke lambung banyak maka produksi HCl banyak pula. Pada saat seseorang emosi, dapat terjadi jumlah makanan yang masuk sedikit tetapi sekresi HCl berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan selaput lendir lambung, yaitu menimbulkan radang atau ulkus. Jadi, jagalah emosi Anda dan makanlah secara teratur untuk mencegah terjadinya radang lambung.

4. Usus halus

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.

Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:

a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.

Simaklah Gambar 9. berikut, agar Anda lebih mengenal struktur usus halus.

Struktur anatomi dan histologi usus halus
Gambar 9. Struktur anatomi dan histologi usus halus
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.

Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu

b. Getah Pankreas

c. Getah Usus

5. Usus besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus. Lihat Gambar 10.
Usus besar dan saluran anus
Gambar 10. Usus besar dan saluran anus
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

Anda sekarang sudah mengetahui Organ Pencernaan Manusia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger