Cara / Sistem Reproduksi Organisme Prokariotik

Bookmark and Share
Cara / Sistem Reproduksi Organisme Prokariotik - Organisme prokariotik hanya berkembang biak (bereproduksi) secara aseksual melalui pembelahan sel, yang disebut pembelahan biner (binary fission). Dalam pembelahan ini, ADN disintesis secara terus-menerus. Sebuah sel prokariotik tunggal dalam lingkungan yang sesuai akan menjadi suatu koloni akibat pembelahan berulang-ulang. Perhatikan Gambar 3.4. Waktu generasi yang pendek memungkinkan populasi prokariotik dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan secara cepat. Dalam suatu lingkungan dengan sumberdaya yang memadai, satu sel akan membelah menjadi 2 sel. Kedua sel akan membelah menghasilkan 4 sel, kemudian 8 sel, 16 sel, dan seterusnya. Beberapa spesies dapat membelah dalam waktu 20 menit, ada juga yang mampu membelah pada kisaran waktu 1 sampai 3 jam. Jika pembelahan ini berlanjut terus, dalam 24 jam akan terbentuk koloni prokariotik dengan massa 1 juta kilogram. Namun, pertumbuhan organisme prokariotik di alam umumnya melambat pada titik tertentu, yaitu ketika koloni kehabisan nutrien atau ketika koloni tersebut meracuni diri sendiri dengan penumpukan buangan hasil metabolisme.

Dalam pembelahan biner ini, materi genetik hasil pembelahan sama dengan materi genetik induknya. Walaupun organisme prokariotik bereproduksi secara aseksual, namun beberapa bakteri dapat melakukan beberapa cara untuk merekombinasi materi genetiknya. Cara rekombinasi materi genetik tersebut adalah transformasi, konjugasi, dan transduksi. Transformasi berarti pengambilan gen dari lingkungan sekitar, yang memungkinkan terjadinya perpindah an materi genetik antarprokariotik. Konjugasi artinya pemindahan gen-gen secara langsung dari prokariotik satu ke prokariotik lainnya. Sedangkan transduksi adalah pemindahan gen antarprokariotik dengan bantuan virus.

Gambar 1. menunjukkan konjugasi pada organisme prokariotik. 
Konjugasi bakteri Escherichia coli
Gambar 1. Konjugasi bakteri Escherichia coli (Chana et al., 2013)
Beberapa organisme prokariotik membentuk sel-sel endospora yang tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan. Perhatikan Gambar 2. 
Koloni bakteri di cawan petri
Gambar 2. Koloni bakteri di cawan petri (Edward et al., 2010)
Sel awal akan mereplikasi kromosomnya dan satu salinannya diselubungi dinding yang kuat. Walaupun sel bagian luar hancur akibat keadaan lingkungan, endospora yang dikandungnya akan bertahan hidup. Air mendidih tidak cukup panas untuk membunuh sebagian besar endospora dalam jangka waktu yang relatif singkat. Orang yang mengalengkan makanan harus melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi endospora yang berbahaya ini. Di laboratorium, para ahli mikrobiologi menggunakan autoklaf untuk mensterilkan media, gelas, dan peralatan lain di laboratorium. Autoklaf merupakan wadah pemanas dengan tekanan tinggi yang dapat membunuh bakteri bahkan endospora dengan cara memanaskannya sampai suhu 120 OC  Dalam lingkungan yang normal, endospora dapat bertahan hingga berabad-abad. Jika ditempatkan pada lingkungan yang sesuai, endospora akan mengalami hidrasi dan hidup kembali untuk menghasilkan koloni.

Anda sekarang sudah mengetahui Reproduksi Organisme Prokariotik. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Chana, K. Y., W. W. Yea, Y. Zhangb, L. D. Xiaoa, P. H.M. Leungc, Y. Lib, M. Yang. 2012. Ultrasensitive detection of E. coli O157:H7 with biofunctional magnetic bead concentration via nanoporous membrane based electrochemical immunosensor. Biosensors and Bioelectronics, 41 : pp. 532–537. DOI : 10.1016/j.bios.2012.09.016.

Edward F., DeLong, O. Béjà. 2010. The Light-Driven Proton Pump Proteorho- dopsin Enhances Bacterial Survival during Tough Times. PLoS Biology, 8(4): e1000359. DOI: 10.1371/journal.pbio.1000359.

Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger