Namun ini tidak mempengaruhi daya kerja otak itu sendiri, menurut  beberapa penelitian di AS menyebutkan otak kita mengalami Evolusi yang  membuat beberapa bagian dari otak libih ringkas dan efisien.
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan penemuan tengkorak kepala  di Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Diketahui, otak wanita, yang umumnya  lebih kecil dibanding ukuran rata-rata otak pria, juga mengalami  penciutan ukuran yang sama.
“Neandherthal, sepupu manusia modern yang musnah sekitar 30 ribu  tahun lalu akibat alasan yang belum pasti memiliki otak yang jauh lebih  besar dan padat,” kata kata John Hawks, peneliti dari University of  Michigan, seperti dikutip dari Cosmosmagazine, 7 Februari 2011.
Cro-Magnon, kata Hawks, yang sering meninggalkan lukisan hewan di  sejumlah gua sekitar 17 ribu tahun lalu sendiri tercatat sebagai homo  sapiens dengan otak terbesar.
Menurut David Geary, peneliti dari University of Missouri yang telah  mempelajari evolusi ukuran otak sejak 1,9 juta sampai 10 ribu tahun lalu  menyebutkan, otak yang berukuran besar dibutuhkan oleh manusia purba  untuk bertahan dalam lingkungan yang keras.
Geary dan rekan-rekannya menggunakan densitas populasi sebagai ukuran  kompleksitas sosial. Hipotesanya, manusia berevolusi menjadi tinggal  makin berdekatan, makin banyak pertukaran di antara kelompok,  terbagi-baginya pekerjaan dan kekayaan dan terjadi berbagai interaksi di  antara manusia.
Di sepanjang evolusi tersebut, semakin meningkatnya kepadatan  populasi, semakin menurun pula ukuran otak. “Dengan semakin tumbuhnya  komunitas kompleks, ukuran otak menjadi semakin kecil karena orang tidak  perlu pintar untuk sekadar bisa bertahan hidup,” ucap Geary.
Meski otak manusia modern lebih kecil, bukan berarti manusia masa  kini lebih bodoh dibanding manusia masa lalu. Menurut Brian Hare,  antropolog dari Duke University, otak manusia masa kini mengembangkan  bentuk intelejensia yang lebih cerdas yang berbeda dengan kecerdasan  otak manusia jaman dahulu.
Hare menyebutkan fenomena yang sama terjadi dengan hewan peliharaan  dibandingkan hewan sejenis yang hidup liar di alam bebas. “Sebagai  contoh, meski anjing memiliki otak yang lebih kecil dibanding anjing  hutan, akan tetapi anjing peliharaan lebih cerdas karena mampu memahami  bahasa tubuh manusia dan bersikap serupa dengan anak-anak manusia,”  ucapnya.
• VIVAnews
 




 
 
 
 
 
 
 
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar