Selain pola hidup sehat dan nutrisi yang cukup, syarat lain untuk mendapatkan tubuh sehat dan bugar adalah olahraga secara teratur. Namun olahraga juga bisa memicu efek samping yang tidak terduga, meski tetap lebih banyak manfaatnya.
Berikut ini beberapa efek samping yang bisa terjadi saat olahraga, seperti dikutip dari Montrealgazette, Selasa (15/2/2011).
1. Menguap
Jangan heran jika sesekali menguap saat berolahraga, sebab hal itu menandakan bahwa tubuh sedang menjalani dalam tahap pemanasan. Menguap adalah cara tubuh untuk beradaptasi dengan aktivitas yang baru, termasuk saat bangun tidur dan kemudian harus mulai berkegiatan.
Jangan heran jika sesekali menguap saat berolahraga, sebab hal itu menandakan bahwa tubuh sedang menjalani dalam tahap pemanasan. Menguap adalah cara tubuh untuk beradaptasi dengan aktivitas yang baru, termasuk saat bangun tidur dan kemudian harus mulai berkegiatan.
Sesekali menguap di awal-awal olahraga adalah hal yang wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun jika terus menerus menguap, konsultasikan dengan dokter karena kemungkinan ada masalah pada jantung dan pembuluh darahnya dalam menjalankan fungsinya mengangkut oksigen.
2. Kentut
Saat melakukan olahraga seperti yoga atau sit-up, kontraksi pada otot paha dan perut dapat memberi tekanan di sekitar organ pencernaan. Akibatnya jika produksi gas di lambung sedang berlebihan, risiko untuk kentut akan meningkat.
Saat melakukan olahraga seperti yoga atau sit-up, kontraksi pada otot paha dan perut dapat memberi tekanan di sekitar organ pencernaan. Akibatnya jika produksi gas di lambung sedang berlebihan, risiko untuk kentut akan meningkat.
Agar tidak terkentut-kentut di dalam ruangan fitness, sebaiknya hindari sarapan dengan makanan yang memicu produksi gas pencernaan saat merencanakan untuk berolahraga. Susu, kacang-kacangan, kubis dan brokoli termasuk jenis makanan yang harus dihindari.
3. Kram otot
Penyebab kram otot sangat kompleks, namun pada umumnya dipicu oleh ketidakseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. Sepatu dan pakaian olahraga yang terlalu ketat atau tidak nyaman di badan juga bisa memicu kram otot.
Penyebab kram otot sangat kompleks, namun pada umumnya dipicu oleh ketidakseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. Sepatu dan pakaian olahraga yang terlalu ketat atau tidak nyaman di badan juga bisa memicu kram otot.
Kram otot bisa dicegah dengan menjaga kecukupan air dan elektrolit, serta memilih sepatu dan pakaian olahraga yang tidak terlalu ketat. Makan pisang sebelum olahraga juga bisa membantu, sebab pisang kaya akan potasium yang berperan penting dalam metabolisme energi.
4. Orgasme
Bagi sebagian orang, aktivitas fisik yang intens (terlalu bersemangat) bisa memicu orgasme spontan yakni orgasme yang tidak dipicu oleh rangsang seksual. Jenis olahraga yang bisa memicu orgasme spontan biasanya melibatkan otot-otot perut dan sekitar genital (alat reproduksi), contohnya sit up.
Bagi sebagian orang, aktivitas fisik yang intens (terlalu bersemangat) bisa memicu orgasme spontan yakni orgasme yang tidak dipicu oleh rangsang seksual. Jenis olahraga yang bisa memicu orgasme spontan biasanya melibatkan otot-otot perut dan sekitar genital (alat reproduksi), contohnya sit up.
5. Ear popping
Olahraga yang berat dalam waktu yang lama sering menyebabkan tekanan dalam rongga telinga meningkat, sehingga memberi sensasi telinga seperti tersumbat. Menguap atau membuka mulut lebar-lebar kadang-kadang bisa melegakan sensasi tersebut dan memicu letupan kecil yang disebut dengan istilah ear popping.
Olahraga yang berat dalam waktu yang lama sering menyebabkan tekanan dalam rongga telinga meningkat, sehingga memberi sensasi telinga seperti tersumbat. Menguap atau membuka mulut lebar-lebar kadang-kadang bisa melegakan sensasi tersebut dan memicu letupan kecil yang disebut dengan istilah ear popping.
6. Alergi
Alergi terhadap aktivitas fisik yang berlebihan sebenarnya sangat jarang, yakni hanya sekitar 0,5 persen. Namun seperti halnya pada alergi makanan, alergi olahraga juga bisa memicu reaksi gatal-gatal, bersin dan ruam kemerahan di permukaan kulit.
Alergi terhadap aktivitas fisik yang berlebihan sebenarnya sangat jarang, yakni hanya sekitar 0,5 persen. Namun seperti halnya pada alergi makanan, alergi olahraga juga bisa memicu reaksi gatal-gatal, bersin dan ruam kemerahan di permukaan kulit.
Bila punya riwayat alergi yang sulit dikendalikan, dokter mungkin akan meresepkan EPI pen (epinephrin pen) yang bisa disuntikkan sendiri saat terjadi serangan akut. Atau jika tidak, siapkan antialergi yang tidak menyebabkan kantuk agar tetap bisa berolahraga.
-detikhealth
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar