Persilangan Monohibrid - Pernahkah kalian mendengar istilah monohibrida? Persilangan monohibrida adalah perkawinan 2 individu dengan satu sifat beda yang menyolok. Persilangan monohibrida dapat terjadi pada tumbuhan, hewan maupun manusia.
1. Monohibrida pada Tumbuhan
Persilangan monohibrida pada tumbuhan dapat dilakukan misalnya pada buncis berbiji bulat dengan buncis berbiji keriput, buncis dengan biji warna kuning disilangkan dengan biji warna hijau, buncis berbunga merah dengan buncis berbunga putih, dan seterusnya. Agar mudah mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol (notasi). Pada saat menyilangkan, tanaman induk diberi simbol P (singkatan dari parental). Keturunan I (keturunan pertama) yang dihasilkan disebut fillial (keturunan) yang disingkat F1. Sementara itu, keturunan II sebagai F2. Cobalah kalian perhatikan Tabel 1.
Sifat Beda Induk = Parental (P) | Sifat dan Banyak Individu yang Dihasilkan | Perbandingan Jumlah F2 | |
Keturunan I (F1) | Keturunan II (F2) | ||
Biji bulat X keriput | Semua bulat | 5.474 bulat : 1.850 keriput | 2,96:1 |
Biji kuning X hijau | Semua kuning | 6.022 kuning : 2.001 hijau | 3,01:1 |
Bunga merah X putih | Semua merah | 705 merah : 224 putih | 3,15:1 |
Polong gembung X kurus | Semua gembung | 882 gembung : 299 kurus | 2,95:1 |
Polong hijau X kurus | Semua hijau | 428 hijau : 152 kuning | 1,82:1 |
Bunga aksial X terminal | Semua aksial | 651 aksial : 207 terminal | 3,14:1 |
Batang panjang X pendek | Semua panjang | 787 panjang : 177 pendek | 2,84:1 |
Campbell, Reece, & Mitchell, Biologi 1, hlm 260 (dengan pengembangan) |
Catatan :
Keturunan I (F1) dihasilkan dari persilangan 2 induk atau parental (P)
Keturunan II (F2) dihasilkan dari persilangan sesama F1 (sifat sama)
Pada persilangan monohibrida yang lain, Mendel melakukan eksperimen (percobaan) dengan menyilangkan tanaman kacang kapri berbunga kuning dan tanaman kacang kapri berbunga putih. Maka generasi keturunannya (F1) adalah 100% tanaman kacang kapri berbunga kuning. Namun, apabila tanaman kacang kapri berbunga kuning disilangkan sesamanya (persilangan inbreeding), keturunannya menunjukkan 75% tanaman berbunga kuning dan 25% berbunga putih. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram persilangan monohibrida berikut.
Persilangan Monohibrid
Generasi 1 | ||||
P1 : | Fenotip : | ♀ tanaman berbunga kuning X ♂ tanaman berbunga putih | ||
Genotip : | KK | kk | ||
Gamet | K | k | ||
F1 : | 100% tanaman anakan berbunga kuning (Kk) | |||
Generasi 2 | ||||
P2 : | Fenotip : | ♀ tanaman berbunga kuning X ♂ tanaman berbunga putih | ||
Kk | Kk | |||
K dan k | K dan k | |||
F2 : | KK : kuning | 75 % | ||
Kk : kuning | ||||
Kk : kuning | ||||
kk : putih | 25 % | |||
Perbandingan (rasio) fenotip : | Kuning : putih | |||
75 % : 25 % |
Peristiwa terbentuknya tanaman bunga kuning dari hasil persilangan menurut Mendel adalah sebagai berikut: pada waktu pembentukan gamet betina (ovum), alel-alel KK ini memisah menjadi K dan K, sehingga sel gamet pada tanaman berbunga kuning hanya mengandung satu macam alel yaitu alel K saja. Sebaliknya, tanaman jantan berbunga putih, bersifat homozigot resesif dan genotipnya kk. Alel ini memisah menjadi k dan k pada waktu pembentukan gamet jantan atau serbuk sari, sehingga gamet-gamet jantan tanaman putih hanya memiliki satu macam alel k. Dalam persilangan, terjadilah peleburan gamet jantan (k) dan gamet betina (K), membentuk individu bersifat heterozigot, dengan genotip Kk (fenotip kuning). Pada persilangan ke-2 (P2), yaitu persilangan bebas antara genotip Kk dengan Kk, juga dimulai dengan segregasi alel K dan k, baik pada individu jantan maupun betina. Se gregasi Kk menghasilkan dua macam gamet, yaitu gamet yang mengan dung alel K dan gamet yang mengandung alel k. Karena induk betina mempunyai 2 macam gamet (K dan k), maka terjadilah penyilangan antara keempat macam gamet di atas, yaitu K dengan K membentuk KK (fenotip kuning, homozigot dominan), K dengan k membentuk Kk (fenotip kuning, heterozigot), k dengan K membentuk Kk (fenotip kuning, heterozigot), dan k dengan k membentuk kk (fenotip putih, homozigot resesif).
2. Persilangan Monohibrida pada Hewan
Persilangan monohibrida pada hewan dapat dipelajari pada persilangan antara marmot dengan rambut normal (hitam) dan marmot dengan rambut albino. Berikut ini adalah persilangan antara kedua marmot tersebut.
P : | ♀ AA | X | ♂ aa |
(hitam) | (albino) | ||
Gamet : | A | a | |
F1 : | Aa (hitam) |
F2 :
Gamet | A | a |
A | AA (hitam) | Aa (hitam) |
a | Aa (hitam) | aa (albino) |
Catatan :
Alel A = menyebabkan terbentuknya melanin (pigmen pemberi warna)
Alel a = menghambat terbentuknya melanin
Dari hasil persilangan monohibrida sebelumnya, perbandingan fenotip antara marmot rambut hitam dengan albino adalah (1 AA: 2 Aa: 1 aa) atau 3 hitam : 1 albino.
3. Persilangan Monohibrid pada Manusia
Hasil persilangan pada manusia dapat menghasilkan sifat-sifat berupa jenis kelamin dan adanya kelainan atau cacat menurun (akan kalian pelajari pada sub bab berikutnya). Kelainan albino dapat juga dialami oleh manusia. Seperti halnya pada marmot, persilangan antara manusia berambut hitam dengan manusia berambut albino juga menghasilkan perbandingan keturunan 3 (hitam) : 1 (albino).
Anda sekarang sudah mengetahui Persilangan Monohibrid. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Anda sekarang sudah mengetahui Persilangan Monohibrid. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar