Bos Hebat |
Berikut ini informasi tersebut yang ditulis oleh Jeff Haden yang di publikasi di yahoo.co.id . :
1. Mereka terlihat seperti orang biasa
Bagi karyawan, Sohib tidak dianggap sebagai manusia. Sohib adalah bos.
(Gambaran ini seperti waktu Sohib masih sekolah dan melihat guru di supermarket. Rasanya seram dan tidak nyaman karena guru bukanlah manusia. Mereka adalah guru!)
Bagaimana cara mendekatkan bos dan karyawan? Salah satu cara mudahnya adalah meminta bantuan. Tapi jangan memintanya dengan cara yang salah.
Jangan membusungkan dada, menggunakan kekuasaan dan posisi, serta memintanya dengan suara berat, "Begini, John, saya butuh bantuanmu." John tahu Sohib tidak benar-benar membutuhkan bantuannya. Sohib sedang menyuruh dia.
Cobalah meminta dengan benar. Bayangkan Sohib telah bepergian ke tempat yang asing, Sohib hanya tahu beberapa kata dari bahasa setempat, dan Sohib tersesat dan sedikit takut.
Bagaimana Sohib meminta bantuan? Sohib akan rendah hati. Sohib akan jujur. Sohib akan merasa sedikit takut dan merendahkan kepala Sohib sedikit dan berkata, "Bisakah Sohib membantu saya?" Dengan ditanya seperti itu, John akan tahu Sohib benar-benar membutuhkan bantuan. Dengan terlihat sedikit lemah Sohib akan membuang dinding antara Sohib dan karyawan, dan Sohib tidak takut untuk menunjukkannya.
Dengan terlihat sedikit lemah, Sohib akan mengangkat orang lain. Sohib secara tegas mengakui keahliannya sambil memperluas kepercayaan. Dan Sohib membuat contoh yang bagus: Meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan. Justru tanda kekuatan.
2. Mereka memberikan dorongan
Dari sudut pandang karyawan ide terbaik tidak pernah berasal dari ide Sohib Ide terbaik adalah ide mereka, dan memang demikian. Jadi tidak perlu menjelaskan apa yang ingin dilakukan. Beri ruang untuk inisiatif. Beri ruang untuk rasa memiliki.
Ketika Sohib menjelaskan apa yang ingin dilakukan, berikan ruang bagi karyawan untuk menerima ide Sohib dan membuat ide mereka sendiri.
Mereka akan melakukan lebih dari yang Sohib bayangkan — dan mereka akan merasakan kepuasan, yang didapatkan karena mengerjakan lebih dari yang diminta.
3. Mereka memberikan perhatian yang tak terduga
Semua orang suka diperhatikan. Sayangnya Sohib tidak punya waktu untuk untuk setiap karyawan.
Jadi manfaatkan waktu yang Sohib miliki. Jangan hanya mengomentari hal-hal besar, hal-hal yang memang harus menjadi fokus Sohib. Perhatikan pula detail kecil.
Memuji hal tertentu bisa digunakan untuk memperlancar transisi dari konflik pelanggan menjadi penyelesaian masalah. Puji bagaimana ia bekerja dari satu meja ke meja karyawan lain untuk mengambil dokumen yang bisa dia kirimkan dalam perjalanan ke kantor lain.
Pilih sesuatu yang kecil, sesuatu yang positif, sesuatu yang berguna — yang tidak terduga — untuk menunjukkan Sohib benar-benar memperhatikan.
Pilih sebuah hal kecil dan karyawan akan tahu Sohib memperhatikan dan tidak hanya akan membuat mereka bekerja lebih keras, yang lebih penting lagi mereka akan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
4. Memberikan waktu bagi karyawan untuk istirahat
Bawahan Sohib membuat kesalahan fatal. Tidak hanya Sohib sedikit kesal, ini adalah momen mendidiknya. Sohib merasa terdorong untuk berbicara tentang hal itu, mungkin panjang lebar.
Tapi jangan lakukan. Untuk karyawan yang baik, pelajarannya mungkin sudah dia terima. Tatap matanya, mengangguk, biarkan saja, dan bantulah dia memperbaiki masalah.
Sesekali karyawan perlu istirahat. Ketika mereka mendapatkannya, mereka tidak pernah melupakannya. Dan mereka berusaha sangat keras untuk menunjukkan mereka pantas istirahat.
5. Mereka membiarkan karyawan melihat isi perusahaan
Bos saya hampir berteriak pada pemasok yang terlambat. Memang tidak terlambat tapi hampir saja. Di tengah-tengah "diskusi”, ketika pemasok pergi, dia berbalik dan mengedipkan mata padaku.
Bos saya mengisyaratkan bahwa emosi hanya untuk memberikan efek, dia punya rencana dan dia membiarkan saya tahu beberapa hal. Saya adalah orang dalam. Kami adalah mitra.
Kami berada di dalamnya bersama-sama.
Sangat mudah, sebagai karyawan, tidak merasa seperti Sohib dan atasan Sohib berada di dalamnya bersama-sama. Pastikan karyawan Sohib melakukannya. Biarkan mereka mengintip sesekali ke dalam.
6. Mereka memberikan pujian tidak pada tempatnya
Pujian tidak selalu harus diraih. Terkadang pujian bisa menjadi seperti kebutuhan.
Ketika Sohib melihat sesuatu pada karyawan yang tidak mereka lihat — setidaknya belum — mereka sering berusaha keras untuk memenuhi kepercayaan yang Sohib miliki di dalamnya.
Itu terjadi pada saya. Saya mengikuti olah raga gulat saat kelas sembilan. Gugup, takut, terancam — semuanya saya rasakan. Seminggu atau lebih saat ingin latihan saya mendengar pelatih berbicara dengan salah satu dari para senior. "Anak itu," katanya, merujuk kepada saya, "akan menjadi juara negara bagaian saat dia menjadi seorang senior."
Prediksi itu terbukti salah. Ternyata aku tidak bisa. Tapi saat itu aku langsung merasa lebih percaya diri, lebih yakin, dan sangat termotivasi. Perasaan itu berlangsung untuk waktu yang lama.
Dia percaya pada saya. Dan saya pun mulai percaya pada diri sendiri.
7. Mereka membantu karyawan
Karyawan yang membutuhkan sesuatu — apakah itu hari libur, bantuan, atau istirahat, sering datang kepada Sohib.
Mereka rentan karena mereka butuh.
Mengambil sedikit beban mereka dan menguranginya. Sohib mungkin tidak dapat memberikan apa yang mereka inginkan, tetapi Sohib dapat membantu masalah mereka dengan belas kasih dan kemurahan hati dan, sedikit kebaikan.
Jangan biarkan seorang karyawan berdiri dengan penuh masalah. Itu adalah salah satu perasaan terburuk yang pernah ada — dan Sohib sebenarnya dapat membuat perasaan buruk itu langsung menghilang.
Semoga bermanfaat ya...
Sumber :
http://id.berita.yahoo.com! News
Oleh Jeff Haden | Inc
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar