Sistem Informasi Geografis (SIG) : Pengertian, Perkembangan, Komponen, Pengelolaan, Aplikasi, Manfaat - Bagaimana dengan pelajaran bab sebelumnya mengenai peta dan penginderaan jauh? Apakah Anda sudah memahaminya? Dapatkah Anda membuat peta hasil pengukuran langsung di lapangan dan hasil interpretasi citra penginderaan jauh (peta manual)? Dalam pembahasan bab berikut, Anda akan belajar mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG) yang di dalamnya terdapat cara-cara pembuatan peta dengan menggunakan komputer (peta digital). SIG dapat bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam bidang industri SIG bermanfaat dalam menentukan lokasi industri atau pabrik yang strategis. Lokasi industri atau pabrik yang strategis dapat dianalisis melalui data-data bereferensi geografis, seperti jaringan transportasi, sumber bahan baku, sumber tenaga kerja, daerah pemasaran, dan data-data lainnya. Bagaimana manfaat SIG dalam bidang yang lain? Data-data apa saja yang diperlukan? Bagaimana cara kerja SIG? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat Anda temukan pada pembahasan bab berikut.
A. Perkembangan dan Pengertian SIG
1. Perkembangan SIG
Kelahiran SIG pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari perkembangan komputer dengan segala macam perangkat keras dan lunak. Perkembangan teknologi komputer yang semakin cepat dalam beberapa dekade ini, sangat memungkinkan untuk berkembangnya berbagai inovasi aplikasi software (perangkat lunak) sebagai wahana penyimpanan, analisis, dan penayangan data geosfer. SIG dianggap sebagai suatu sistem karena merupakan produk yang melibatkan banyak komponen yang saling terkait.
Awal kemunculan SIG secara komputerisasi pada 1964 yang ditujukan untuk menganalisis pengumpulan data lahan yang berkaitan dengan pengembangan lahan pertanian. Dari pertengahan 1960 sampai 1970, pengembangan SIG berlangsung di laboratorium Universitas Harvard. Pada 1964, Howard T. Fisher mendirikan laboratorium komputer grafik Harvard. Laboratorium Harvard menghasilkan angka-angka pada aplikasi kerja SIG termasuk SYMAP (Synagraphic Mapping System), CALFORM, SYMVU, GRID, POLYVRT, and ODYSSEY. ODYSSEY merupakan vektor SIG modern dan kebanyakan dari bentuk-bentuknya akan membentuk dasar untuk aplikasi komersial di masa depan.
Sistem pemetaan otomatis mulai dikembangkan oleh agen intelijen Amerika Serikat (CIA) pada akhir 1960-an. Proyek ini merupakan bayangan dari bank data dunia CIA, kumpulan dari garis pantai, sungai, dan batas politik, serta kumpulan software CAM yang menghasilkan peta-peta dengan skala yang berbeda. Hasil pengembangannya merupakan database peta secara sistematik yang pertama.
Pada 1969, Jack Dangermond yang belajar di labolatorium komputer grafik Harvard menemukan program Environmental Systems Research Institute (ESRI). ESRI telah mampu menghasilkan software ArcInfo dan ArcView. Penggunaan SIG berawal pada 1970 dan dilakukan oleh Roger Tomlinson dan Duane Marble. Pada 1980 dan 1990, aplikasi SIG untuk berbagai kepentingan mulai merambah ke banyak negara. Model-model software yang baru mulai bermunculan. Beberapa jenis aplikasi komersial dipublikasikan selama periode ini, seperti ArcInfo, ArcView, MapInfo, SPANS GIS, PAMAP GIS, INTERGRAPH, dan SMALLWORLD.
Tokoh :
Howard. T Fisher
Howard. T Fisher ialah ahli geografi dan kartografi matematik, ia mendirikan laboratorium komputer grafis dan analisis spasial di Universitas Harvard.
Geografika :
MapInfo adalah perangkat lunak yang dirancang oleh pembuatnya untuk menangani pemetaan secara digital (desktop mapping software) dan memberikan tampilan untuk dapat melakukan analisis geografis. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
2. Pengertian SIG
Dalam istilah asing, SIG dikenal juga dengan nama Geographycal Information System (GIS) yang diartikan sebagai suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan. SIG dapat diperguna kan untuk kepentingan perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi lebih berguna untuk berbagai kalangan dalam menjelaskan kejadian, merencana kan strategi, dan memprediksi, serta memberi solusi dari masalah yang terjadi.
Secara khusus, keunggulan SIG antara lain sebagai berikut.
a. Memetakan Letak
Berbagai fenomena di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa lapisan (layer) dengan setiap lapisannya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang memiliki kesamaan. Sebagai contoh, dari data dasar citra satelit suatu negara dapat dibuat layer-layer (tema), seperti layer negara bagian, jaringan transportasi, dan persebaran kota. Layer-layer ini kemudian disatukan dan disesuaikan dengan urutannya.
Gambar 1. Layer Peta. Dari data citra satelit negara Amerika Serikat dapat dibuat menjadi beberapa layer. |
Setiap data pada setiap layer dapat dicari untuk kemudian dilihat posisinya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari di mana letak suatu daerah, benda, atau fenomena lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan, seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, dan mencari tempat-tempat lainnya yang ada di peta. Orang dapat menganalisis kecenderungan pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak gejala, seperti sekolah, rumah sakit, pasar, daerah kumuh, dan gejala-gejala lainnya.
Geografika :
Layer adalah tampilan tabel pada layar monitor yang menjadi unsur pembentuk suatu jendela peta. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
b. Memetakan Kuantitas
Memetakan kuantitas berhubungan dengan jumlah dan penyebarannya. Penyebaran kuantitas tersebut dapat menjadi petunjuk untuk mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari asosiasi dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding dengan database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian seragam anak Sekolah Dasar (SD) yang akan menyebarkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana yang memiliki banyak keluarga dengan anak usia sekolah dan memiliki pendapatan yang tinggi.
c. Memetakan Kerapatan
Data kerapatan atau kepadatan suatu fenomena di permukaan bumi perlu dipetakan. Hal tersebut dimaksudkan agar para pengguna lebih cepat dan lebih mudah memahaminya. Peta kepadatan dapat mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih sederhana untuk dipahami, seperti membagi dalam kotak-kotak selebar 5 km2 dengan menggunakan perbedaan warna atau simbol tertentu untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan.
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data yang berjumlah besar, seperti sensus atau hasil survei massal di suatu daerah. Melalui cara seperti ini, orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan daerah mana yang kepadatan penduduknya rendah.
d. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta sejarah. Peta sejarah ini dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi suatu kebijaksanaan tertentu. Misalnya, pemetaan jalur yang dilalui bencana badai dapat digunakan untuk memprediksi ke mana nantinya arah badai tersebut dan bagaimana perubahan lahan akibat badai tersebut. Contoh yang lain, seorang manajer pemasaran barang tertentu dapat melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan promosi untuk melihat efektivitas hasil promosinya.
e. Memetakan Rasio yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor proses yang terjadi dan keputusan apa yang tepat diambil dengan memerhatikan peta penyebaran fenomena yang ada di suatu area dan apa yang ada di luar area. Misalnya, SIG dapat dimanfaatkan dalam perencanaan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Penentuan lokasi tersebut harus memerhatikan jarak antara PLTN dan sekolah (di luar area), serta jalan dan sirene (di dalam area) dalam radius tertentu. Peta ini digunakan sebagai dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat.
B. Komponen SIG
Pada dasarnya SIG merupakan kegiatan manusia dengan basis komputer dalam mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menayangkan data keruangan berbagai wilayah di muka bumi. Dalam praktiknya, kegiatan SIG berupaya memanfaatkan perangkat lunak atau software kartografi komputer dengan sistem pengelolaan data dasar. Oleh karena itu, secara umum SIG terdiri atas tiga subsistem utama, yaitu sebagai berikut.
Geografika :
Layer adalah tampilan tabel pada layar monitor yang menjadi unsur pembentuk suatu jendela peta. (Sumber: Pengoperasian Program Mapinfo dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis, 2000)
b. Memetakan Kuantitas
Memetakan kuantitas berhubungan dengan jumlah dan penyebarannya. Penyebaran kuantitas tersebut dapat menjadi petunjuk untuk mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari asosiasi dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding dengan database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian seragam anak Sekolah Dasar (SD) yang akan menyebarkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana yang memiliki banyak keluarga dengan anak usia sekolah dan memiliki pendapatan yang tinggi.
c. Memetakan Kerapatan
Data kerapatan atau kepadatan suatu fenomena di permukaan bumi perlu dipetakan. Hal tersebut dimaksudkan agar para pengguna lebih cepat dan lebih mudah memahaminya. Peta kepadatan dapat mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih sederhana untuk dipahami, seperti membagi dalam kotak-kotak selebar 5 km2 dengan menggunakan perbedaan warna atau simbol tertentu untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan.
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data yang berjumlah besar, seperti sensus atau hasil survei massal di suatu daerah. Melalui cara seperti ini, orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan daerah mana yang kepadatan penduduknya rendah.
d. Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta sejarah. Peta sejarah ini dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi suatu kebijaksanaan tertentu. Misalnya, pemetaan jalur yang dilalui bencana badai dapat digunakan untuk memprediksi ke mana nantinya arah badai tersebut dan bagaimana perubahan lahan akibat badai tersebut. Contoh yang lain, seorang manajer pemasaran barang tertentu dapat melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan promosi untuk melihat efektivitas hasil promosinya.
e. Memetakan Rasio yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor proses yang terjadi dan keputusan apa yang tepat diambil dengan memerhatikan peta penyebaran fenomena yang ada di suatu area dan apa yang ada di luar area. Misalnya, SIG dapat dimanfaatkan dalam perencanaan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Penentuan lokasi tersebut harus memerhatikan jarak antara PLTN dan sekolah (di luar area), serta jalan dan sirene (di dalam area) dalam radius tertentu. Peta ini digunakan sebagai dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat.
B. Komponen SIG
Pada dasarnya SIG merupakan kegiatan manusia dengan basis komputer dalam mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menayangkan data keruangan berbagai wilayah di muka bumi. Dalam praktiknya, kegiatan SIG berupaya memanfaatkan perangkat lunak atau software kartografi komputer dengan sistem pengelolaan data dasar. Oleh karena itu, secara umum SIG terdiri atas tiga subsistem utama, yaitu sebagai berikut.
- Sistem masukan, memungkinkan untuk pengumpulan data sehingga dapat digunakan dan dianalisis untuk berbagai kepentingan.
- Sistem software dan hardware komputer, sebagai penyimpan data, dialokasikan untuk manajemen dan analisis data, serta dapat digunakan untuk menyajikan manipulasi data pada monitor komputer.
- Sumber-sumber data geospatial, seperti peta digital, foto udara, citra satelit, tabel data statistik, dan dokumen lain yang relevan.
Gambar 2. Peta digital yang digambar dengan program ArcInfo termasuk sumber data geospatial. |
Adapun komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan kemampuan intelegensi manusia.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras pada SIG dapat berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya). Data atau informasi yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Alat masukan (input), sebagai sarana untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Misalnya, scanner, digitizer, dan CD-ROM.
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Misalnya, Central Processing Unit (CPU), tape drive, dan disk drive.
c. Alat keluaran (output), berfungsi menayangkan informasi geografis sebagai data dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter, dan printer.
Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU yang di hubungkan dengan :
a. unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket atau CD;
b. unit keluaran (printer dan plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta;
c. VDU (layar monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan programer (pembuat program);
d. scanner, yaitu alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar;
e. CD-ROM, yaitu alat untuk menyimpan program;
f. digitizer, yaitu alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka);
g. plotter, yaitu alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar;
h. printer, yaitu alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil;
j. VDU, yaitu layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan;
k. disk drive, yaitu bagian CPU untuk menghidupkan program;
l. tape drive, yaitu bagian CPU untuk menyimpan program.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak merupakan sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data yang di perlukan. Perangkat lunak meliputi proses komputerisasi yang berhubungan dengan masukan data, data tambahan, data dasar geografi, transformasi, dan penayangan serta pelaporan data. Beberapa jenis software berupa program komputer yang biasa dimanfaatkan antara lain program AutoCad, ArcInfo, ArcView, dan program lainnya.
Geografia :
Proses digitasi dalam SIG meliputi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
3. Kemampuan Manusia (Brainware)
Brainware merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif dan efisien. Secanggih apapun teknologi yang digunakan, manusia merupakan subjek (pelaku) yang sangat penting dalam mengendalikan seluruh sistem. Artinya, manusia tetap memegang peran yang sentral dalam SIG. Koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini disajikan skema dari komponen-komponen dalam SIG.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras pada SIG dapat berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya). Data atau informasi yang terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Alat masukan (input), sebagai sarana untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Misalnya, scanner, digitizer, dan CD-ROM.
b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan. Misalnya, Central Processing Unit (CPU), tape drive, dan disk drive.
c. Alat keluaran (output), berfungsi menayangkan informasi geografis sebagai data dalam proses SIG. Misalnya, VDU (Visual Display Unit), plotter, dan printer.
Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU yang di hubungkan dengan :
a. unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket atau CD;
b. unit keluaran (printer dan plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta;
c. VDU (layar monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan programer (pembuat program);
d. scanner, yaitu alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar;
e. CD-ROM, yaitu alat untuk menyimpan program;
f. digitizer, yaitu alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka);
g. plotter, yaitu alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar;
h. printer, yaitu alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil;
j. VDU, yaitu layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan;
k. disk drive, yaitu bagian CPU untuk menghidupkan program;
l. tape drive, yaitu bagian CPU untuk menyimpan program.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak merupakan sistem yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data yang di perlukan. Perangkat lunak meliputi proses komputerisasi yang berhubungan dengan masukan data, data tambahan, data dasar geografi, transformasi, dan penayangan serta pelaporan data. Beberapa jenis software berupa program komputer yang biasa dimanfaatkan antara lain program AutoCad, ArcInfo, ArcView, dan program lainnya.
Geografia :
Proses digitasi dalam SIG meliputi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
- Digitasi objek region.
- Digitasi objek garis.
- Digitasi objek titik.
3. Kemampuan Manusia (Brainware)
Brainware merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif dan efisien. Secanggih apapun teknologi yang digunakan, manusia merupakan subjek (pelaku) yang sangat penting dalam mengendalikan seluruh sistem. Artinya, manusia tetap memegang peran yang sentral dalam SIG. Koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini disajikan skema dari komponen-komponen dalam SIG.
Gambar 3. Bagan Komponen-Komponen dalam SIG. |
C. Pengelolaan SIG
1. Sumber Informasi Geografis
Sumber informasi geografi bersifat fleksibel dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:
a. merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman;
b. tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang berurut dan teratur;
c. logis, artinya masuk akal dan menunjukkan hubungan sebab akibat;
d. objektif, artinya berlaku umum dan memiliki sasaran yang jelas dan teruji.
Selain memiliki keempat ciri tersebut, geografi juga harus menunjuk kan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan karakteristik khas geografi yang menjadi pembeda dengan ilmu-ilmu lain. Mengingat geografi merupakan studi mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, informasi geografi bersumber dari objek material geografi itu sendiri (geosfer).
a. Gejala-Gejala Litosfer
Litosfer meliputi gejala-gejala relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan.
b. Gejala-Gejala Hidrosfer
Gejala-gejala ini berkaitan dengan dinamika kawasan perairan, baik wilayah perairan darat maupun perairan laut yang menyangkut bentuk, pola, sifat, serta fenomena lainnya tentang perairan. Contoh informasi geografis yang menyajikan gejala hidrosfer dapat dilihat pada Peta di bawah ini.
1. Sumber Informasi Geografis
Sumber informasi geografi bersifat fleksibel dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:
a. merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman;
b. tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang berurut dan teratur;
c. logis, artinya masuk akal dan menunjukkan hubungan sebab akibat;
d. objektif, artinya berlaku umum dan memiliki sasaran yang jelas dan teruji.
Selain memiliki keempat ciri tersebut, geografi juga harus menunjuk kan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan karakteristik khas geografi yang menjadi pembeda dengan ilmu-ilmu lain. Mengingat geografi merupakan studi mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, informasi geografi bersumber dari objek material geografi itu sendiri (geosfer).
a. Gejala-Gejala Litosfer
Litosfer meliputi gejala-gejala relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan.
b. Gejala-Gejala Hidrosfer
Gejala-gejala ini berkaitan dengan dinamika kawasan perairan, baik wilayah perairan darat maupun perairan laut yang menyangkut bentuk, pola, sifat, serta fenomena lainnya tentang perairan. Contoh informasi geografis yang menyajikan gejala hidrosfer dapat dilihat pada Peta di bawah ini.
Gambar 4. Peta Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul termasuk informasi geografis yang menyajikan gejala hidrosfer. |
c. Gejala-Gejala Atmosfer
Gejala ini berkaitan dengan dinamika atmosfer baik dalam waktu singkat maupun waktu yang lama. Dinamika atmosfer terdiri atas kondisi cuaca dan iklim, unsur-unsurnya, serta faktor yang memengaruhinya, seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, gerakan angin, curah hujan, dan perubahan musim. Contoh informasi geografis yang menyajikan gejala atmosfer dapat dilihat pada Peta di bawah ini.
Gejala ini berkaitan dengan dinamika atmosfer baik dalam waktu singkat maupun waktu yang lama. Dinamika atmosfer terdiri atas kondisi cuaca dan iklim, unsur-unsurnya, serta faktor yang memengaruhinya, seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, gerakan angin, curah hujan, dan perubahan musim. Contoh informasi geografis yang menyajikan gejala atmosfer dapat dilihat pada Peta di bawah ini.
Gambar 5. Peta Pola iklim Amerika Serikat termasuk informasi geografis yang menyajikan gejala atmosfer. |
d. Gejala-Gejala Biosfer
Gejala biosfer berkaitan dengan makhluk hidup dan habitatnya. Makhluk hidup di permukaan bumi yang menjadi kajian geografi meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia yang keberadaanya tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Sebagai contoh, persebaran dan kepadatan penduduk.
Gejala biosfer berkaitan dengan makhluk hidup dan habitatnya. Makhluk hidup di permukaan bumi yang menjadi kajian geografi meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia yang keberadaanya tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Sebagai contoh, persebaran dan kepadatan penduduk.
Gambar 6. Peta Rumpun Bahasa di Benua Eropa termasuk informasi geografis yang menyajikan gejala sosial budaya. |
e. Gejala-Gejala Sosial Budaya
Gejala sosial budaya berkaitan dengan aktifitas dan produk hasil rekayasa manusia. Beberapa contoh gejala sosial budaya buatan manusia antara lain bangunan, persebaran daerah wisata non alamiah, persebaran rumpun bahasa yang digunakan penduduk, dan jaringan transportasi.
Gejala-gejala sosial budaya merupakan fenomena di permukaan bumi sebagai produk buatan manusia. Untuk mendapatkan informasi, dilakukan penelitian langsung maupun tidak langsung. Penelitian langsung maksudnya dilakukan secara primer di lapangan dan tidak langsung dengan cara memanfaatkan data hasil penelitian pihak lain.
2. Cara Mengelola Informasi Geografis
Secara umum proses SIG terdiri atas tiga bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, serta menyajikan data (output data).
a. Subsistem Masukan Data
Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi data digital sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta (garis atau area) karena jumlah data yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu data spasial dan data atribut.
Contoh Soal 1 :
Wujud data vektor adalah ....
a. deskripsi keadaan suatu wilayah berwujud peta
b. data berbentuk pixel
c. data manual
d. data garis atau poligon
e. data yang berasal dari survei lapangan
Kunci Jawaban :
Wujud data vektor adalah data garis atau poligon. Jawab: d
Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah, dan penggunaan tanah. Data dalam bentuk pixel (grid), meliputi citra satelit dan foto udara. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (terestris), data peta, dan data penginderaan jauh.
1) Data Lapangan (Terestris)
Data terestris adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng.
2) Data Peta
Data peta adalah data yang digunakan sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam bentuk digital.
3) Data Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh merupakan data dalam bentuk citra satelit dan foto udara (pesawat udara). Citra yang diperoleh dari satelit dapat langsung digunakan karena sudah dalam bentuk digital.
Adapun foto udara sebelum diubah ke dalam bentuk digital harus dilakukan interpretasi terlebih dahulu.
b. Subsistem Manipulasi dan Analisis Data
Subsistem ini berfungsi menyimpan, menimbun, menarik kembali data dasar, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Ada beberapa macam analisis data, antara lain sebagai berikut.
Subsistem ini berfungsi menyajikan atau menampilkan hasil akhir dari proses SIG. Hasil akhir tersebut dapat berupa peta, tabel, grafik, dan laporan. Keluaran data hasil SIG sangat bermanfaat dalam berbagai bidang untuk perencanaan, analisis, dan peng ambilan keputusan suatu kebijakan tertentu.
D. Aplikasi SIG
Dalam aplikasi SIG, terdapat beberapa sarana petunjuk yang dapat dijadikan standar untuk memaknai peta yang tampil di layar monitor, yaitu sebagai berikut.
1. Legenda
Legenda adalah keterangan tentang objek-objek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, segitiga adalah gunung, dan keterangan-keterangan lainnya.
2. Skala
Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya di lapangan.
3. Zoom In/Zoom Out
Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
4. Pan
Dengan fasilitas pan, peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki para pengguna sesuai dengan prioritas.
5. Searching
Sarana ini digunakan untuk mencari letak suatu fenomena.
6. Pengukuran
Fasilitas ini dimaksudkan untuk mengukur jarak antartitik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif.
7. Informasi
Setiap fenomena yang digambarkan, dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika fenomena tersebut di-klik. Misalnya, pada software SIG, jaringan jalan jika di-klik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan jalan yang bersangkutan.
8. Link
Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubung kan data fenomena pada peta dengan data dalam bentuk lain, seperti gambar, video, ataupun web. Tampilan SIG dapat menampilkan fenomena dua dimensi ataupun tiga dimensi.
Berikut ini akan diuraikan aplikasi SIG dalam manajemen tata guna lahan, inventarisasi sumber daya alam, dan bidang sosial.
a. Manajemen Tata Guna Lahan
Lahan merupakan komponen penting dalam perkembangan budaya manusia. Pendayagunaan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maupun masyarakat perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Keberadaan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, hiburan, olah raga, dan fasilitas umum lainnya. SIG harus dapat membantu pembuatan perencanaan setiap wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan yang diperlukan.
Lokasi yang akan dibangun di daerah perkotaan perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketimpangan ekosistem. Misalnya, pembangunan tempat pembuangan sampah. Kriteria-kriteria yang dapat dijadikan parameter antara lain di luar area permukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 15 meter dari jalan raya, dan adanya fasilitas jalan raya yang memadai. Dengan kemampu an SIG yang dapat memetakan fenomena yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga me muncul kan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat layak dengan seluruh kriteria. Jadi, analisis SIG ini juga dapat dijadikan arena studi kelayakan bagi rencana pembangunan.
Begitu juga untuk kepentingan perencanaan pembangunan fasilitas lainnya, SIG dapat dijadikan sebagai salah satu acuan yang perlu dipertimbangkan agar proses pembangunan itu sendiri bersinergi dengan unsur-unsur lainnya.
Di daerah perdesaan, manajemen tata guna lahan lebih banyak berorientasi pada sektor pertanian. Ababila unsur-unsur fisik telah terpetakan dengan baik akan membantu penentuan lokasi tanaman, jenis tanaman yang cocok, jenis pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Begitu juga halnya dengan pembangunan irigasi dapat dibantu dengan analisis SIG, seperti berupa peta sawah dan ladang, peta permukiman penduduk, ketinggian setiap tempat, dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian pun dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, tugas dari pemerintah daerah terlebih dahulu adalah memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data yang perlu disiapkan antara lain peta dan data statistik daerah. Untuk peta dapat menggunakan data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau lembaga lain yang terkait. Data statistik dapat diperoleh dari hasil sensus yang biasanya terdapat di Badan Pusat Statistik (BPS) atau data-data lainnya yang berasal dari departemen atau lembaga lain.
b. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Pembangunan di Indonesia harus terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya budaya. Perkembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang rinci, cepat, dan aktual tentang sumber daya yang dimiliki oleh setiap wilayah. Berbagai data sumber daya hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk perencanaan pembangunan.
Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam antara lain sebagai berikut.
1) Untuk pengawasan daerah bencana alam, seperti:
a) memantau luas wilayah bencana alam;
b) memetakan wilayah rawan bencana;
c) pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang;
d) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.
2) Untuk mengetahui distribusi kawasan lahan, seperti:
a) kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
b) kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
c) kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
d) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
3) Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, seperti minyak bumi, batu bara, emas, besi, perak, dan barang tambang lainnya.
c. Bidang Sosial
Modal pembangunan tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga sumber daya manusia dan sumber daya sosial. SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Khusus dalam bidang sosial, SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
Komputer pada saat ini telah menjadi alat bantu yang makin banyak digunakan. Mengapa demikian? Alasannya adalah karena penyajian data geosfer secara manual memerlukan waktu dan proses yang relatif lama. Di samping itu, informasi yang di gambarkan melalui komputer dan SIG akan lebih teliti, lebih banyak, dan aktual. Mengapa geografi memerlukan SIG? Sebab objek material geografi adalah geosfer. Agar data geosfer itu cepat dan mudah diperoleh maka SIG menjadi sarana yang sangat penting.
Untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat diperlukan alat bantu untuk menganalisis data yang diperlukan. Alat bantu tersebut merupakan suatu sistem yang mampu menangani data geografi secara cepat, tepat, dan akurat, yaitu sistem komputer. Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat, keuntungan SIG dengan menggunakan alat bantu komputer antara lain sebagai berikut.
a. Mudah dalam pengolahan data.
b. Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas (berupa disket, compact disk, dan flash disk).
c. Mudah diulang dan dilihat kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.
d. Mudah diubah dan direvisi apabila sewaktu-waktu ada perubahan.
e. Mudah dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan).
f. Aman, karena dapat dikunci dengan kode atau manual.
g. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survei lapangan.
h. Data yang sulit ditampilkan secara manual dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan dengan gambar tiga dimensi dengan variasi warna yang sesuai.
i. Berdasarkan data SIG dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat.
Rangkuman :
a. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographychal Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan.
b. Keunggulan SIG secara khusus antara lain sebagai berikut.
sumber-sumber data geospatial.
d. Komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan kemampuan intelegensi manusia.
e. Informasi geografi bersumber dari objek material geografi yaitu geosfer yang meliputi gejala-gejala litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan gejala-gejala sosial budaya.
f. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan, data peta, dan data penginderaan jauh.
g. Sistem Informasi Geografis dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.
Referensi :
Utoyo, B. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, p. 202.
Gejala sosial budaya berkaitan dengan aktifitas dan produk hasil rekayasa manusia. Beberapa contoh gejala sosial budaya buatan manusia antara lain bangunan, persebaran daerah wisata non alamiah, persebaran rumpun bahasa yang digunakan penduduk, dan jaringan transportasi.
Gejala-gejala sosial budaya merupakan fenomena di permukaan bumi sebagai produk buatan manusia. Untuk mendapatkan informasi, dilakukan penelitian langsung maupun tidak langsung. Penelitian langsung maksudnya dilakukan secara primer di lapangan dan tidak langsung dengan cara memanfaatkan data hasil penelitian pihak lain.
2. Cara Mengelola Informasi Geografis
Secara umum proses SIG terdiri atas tiga bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, serta menyajikan data (output data).
a. Subsistem Masukan Data
Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi data digital sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta (garis atau area) karena jumlah data yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu data spasial dan data atribut.
- Data spasial (keruangan), adalah data yang menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara, dan penginderaan jauh dalam bentuk cetak kertas.
- Data atribut (deskripsi), adalah data yang terdapat pada ruang atau tempat yang menerangkan suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan, dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut dapat dilihat dari segi kualitas, seperti kekuatan pohon, dan dapat dilihat dari segi kuantitas, seperti jumlah pohon.
Contoh Soal 1 :
Wujud data vektor adalah ....
a. deskripsi keadaan suatu wilayah berwujud peta
b. data berbentuk pixel
c. data manual
d. data garis atau poligon
e. data yang berasal dari survei lapangan
Kunci Jawaban :
Wujud data vektor adalah data garis atau poligon. Jawab: d
Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah, dan penggunaan tanah. Data dalam bentuk pixel (grid), meliputi citra satelit dan foto udara. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (terestris), data peta, dan data penginderaan jauh.
1) Data Lapangan (Terestris)
Data terestris adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng.
2) Data Peta
Data peta adalah data yang digunakan sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam bentuk digital.
3) Data Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh merupakan data dalam bentuk citra satelit dan foto udara (pesawat udara). Citra yang diperoleh dari satelit dapat langsung digunakan karena sudah dalam bentuk digital.
Adapun foto udara sebelum diubah ke dalam bentuk digital harus dilakukan interpretasi terlebih dahulu.
b. Subsistem Manipulasi dan Analisis Data
Subsistem ini berfungsi menyimpan, menimbun, menarik kembali data dasar, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam komputer. Ada beberapa macam analisis data, antara lain sebagai berikut.
- Analisis lebar, adalah analisis yang dapat menghasilkan gambaran daerah tepian sungai dengan lebar tertentu. Kegunaannya antara lain untuk perencanaan pembangunan bendungan sebagai penanggulangan banjir.
- Analisis penjumlahan aritmatika, adalah analisis yang digunakan untuk menangani peta dengan klasifikasi, hasilnya menunjukkan peta dengan klasifikasi baru.
- Analisis garis dan bidang, adalah analisis yang dapat digunakan untuk menentukan wilayah dalam radius tertentu. Misalnya, daerah rawan banjir, daerah rawan gempa, dan daerah rawan bencana lainnya.
Subsistem ini berfungsi menyajikan atau menampilkan hasil akhir dari proses SIG. Hasil akhir tersebut dapat berupa peta, tabel, grafik, dan laporan. Keluaran data hasil SIG sangat bermanfaat dalam berbagai bidang untuk perencanaan, analisis, dan peng ambilan keputusan suatu kebijakan tertentu.
D. Aplikasi SIG
Dalam aplikasi SIG, terdapat beberapa sarana petunjuk yang dapat dijadikan standar untuk memaknai peta yang tampil di layar monitor, yaitu sebagai berikut.
1. Legenda
Legenda adalah keterangan tentang objek-objek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, segitiga adalah gunung, dan keterangan-keterangan lainnya.
2. Skala
Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya di lapangan.
3. Zoom In/Zoom Out
Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.
4. Pan
Dengan fasilitas pan, peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki para pengguna sesuai dengan prioritas.
5. Searching
Sarana ini digunakan untuk mencari letak suatu fenomena.
6. Pengukuran
Fasilitas ini dimaksudkan untuk mengukur jarak antartitik, jarak rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif.
7. Informasi
Setiap fenomena yang digambarkan, dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika fenomena tersebut di-klik. Misalnya, pada software SIG, jaringan jalan jika di-klik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan jalan yang bersangkutan.
8. Link
Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubung kan data fenomena pada peta dengan data dalam bentuk lain, seperti gambar, video, ataupun web. Tampilan SIG dapat menampilkan fenomena dua dimensi ataupun tiga dimensi.
Berikut ini akan diuraikan aplikasi SIG dalam manajemen tata guna lahan, inventarisasi sumber daya alam, dan bidang sosial.
a. Manajemen Tata Guna Lahan
Lahan merupakan komponen penting dalam perkembangan budaya manusia. Pendayagunaan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maupun masyarakat perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Keberadaan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, hiburan, olah raga, dan fasilitas umum lainnya. SIG harus dapat membantu pembuatan perencanaan setiap wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunan yang diperlukan.
Lokasi yang akan dibangun di daerah perkotaan perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketimpangan ekosistem. Misalnya, pembangunan tempat pembuangan sampah. Kriteria-kriteria yang dapat dijadikan parameter antara lain di luar area permukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 15 meter dari jalan raya, dan adanya fasilitas jalan raya yang memadai. Dengan kemampu an SIG yang dapat memetakan fenomena yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga me muncul kan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat layak dengan seluruh kriteria. Jadi, analisis SIG ini juga dapat dijadikan arena studi kelayakan bagi rencana pembangunan.
Begitu juga untuk kepentingan perencanaan pembangunan fasilitas lainnya, SIG dapat dijadikan sebagai salah satu acuan yang perlu dipertimbangkan agar proses pembangunan itu sendiri bersinergi dengan unsur-unsur lainnya.
Di daerah perdesaan, manajemen tata guna lahan lebih banyak berorientasi pada sektor pertanian. Ababila unsur-unsur fisik telah terpetakan dengan baik akan membantu penentuan lokasi tanaman, jenis tanaman yang cocok, jenis pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Begitu juga halnya dengan pembangunan irigasi dapat dibantu dengan analisis SIG, seperti berupa peta sawah dan ladang, peta permukiman penduduk, ketinggian setiap tempat, dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian pun dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, tugas dari pemerintah daerah terlebih dahulu adalah memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data yang perlu disiapkan antara lain peta dan data statistik daerah. Untuk peta dapat menggunakan data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau lembaga lain yang terkait. Data statistik dapat diperoleh dari hasil sensus yang biasanya terdapat di Badan Pusat Statistik (BPS) atau data-data lainnya yang berasal dari departemen atau lembaga lain.
b. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Pembangunan di Indonesia harus terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya budaya. Perkembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang rinci, cepat, dan aktual tentang sumber daya yang dimiliki oleh setiap wilayah. Berbagai data sumber daya hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk perencanaan pembangunan.
Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam antara lain sebagai berikut.
1) Untuk pengawasan daerah bencana alam, seperti:
a) memantau luas wilayah bencana alam;
b) memetakan wilayah rawan bencana;
c) pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang;
d) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.
2) Untuk mengetahui distribusi kawasan lahan, seperti:
a) kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
b) kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
c) kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
d) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
3) Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, seperti minyak bumi, batu bara, emas, besi, perak, dan barang tambang lainnya.
c. Bidang Sosial
Modal pembangunan tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga sumber daya manusia dan sumber daya sosial. SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Khusus dalam bidang sosial, SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
- untuk pendataan dan kemungkinan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;
- mengetahui luas dan persebaran, serta kualitas lahan pertanian dan kemungkinan pola drainasenya;
- untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, pendidikan, rumah sakit, perkantoran, sarana hiburan dan rekreasi, serta pembuatan jalur hijau;
- mengetahui potensi dan persebaran penduduk;
- untuk pendataan dan pengembangan jaringan sarana transportasi dan komunikasi.
Komputer pada saat ini telah menjadi alat bantu yang makin banyak digunakan. Mengapa demikian? Alasannya adalah karena penyajian data geosfer secara manual memerlukan waktu dan proses yang relatif lama. Di samping itu, informasi yang di gambarkan melalui komputer dan SIG akan lebih teliti, lebih banyak, dan aktual. Mengapa geografi memerlukan SIG? Sebab objek material geografi adalah geosfer. Agar data geosfer itu cepat dan mudah diperoleh maka SIG menjadi sarana yang sangat penting.
Untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat diperlukan alat bantu untuk menganalisis data yang diperlukan. Alat bantu tersebut merupakan suatu sistem yang mampu menangani data geografi secara cepat, tepat, dan akurat, yaitu sistem komputer. Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat, keuntungan SIG dengan menggunakan alat bantu komputer antara lain sebagai berikut.
a. Mudah dalam pengolahan data.
b. Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas (berupa disket, compact disk, dan flash disk).
c. Mudah diulang dan dilihat kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.
d. Mudah diubah dan direvisi apabila sewaktu-waktu ada perubahan.
e. Mudah dibawa, dikirim, dan ditransformasikan (dipindahkan).
f. Aman, karena dapat dikunci dengan kode atau manual.
g. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survei lapangan.
h. Data yang sulit ditampilkan secara manual dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan dengan gambar tiga dimensi dengan variasi warna yang sesuai.
i. Berdasarkan data SIG dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat.
Rangkuman :
a. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographychal Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, menghasilkan, dan mempublikasikan data bereferensi geografis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan.
b. Keunggulan SIG secara khusus antara lain sebagai berikut.
- Memetakan letak.
- Memetakan kuantitas.
- Memetakan kerapatan.
- Memetakan perubahan.
- Memetakan rasio yang ada di dalam dan di luar suatu area.
sumber-sumber data geospatial.
d. Komponen-komponen utama yang terdapat dalam SIG meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan kemampuan intelegensi manusia.
e. Informasi geografi bersumber dari objek material geografi yaitu geosfer yang meliputi gejala-gejala litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan gejala-gejala sosial budaya.
f. Data dasar yang dimasukkan dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan, data peta, dan data penginderaan jauh.
g. Sistem Informasi Geografis dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.
- Manajemen tata guna lahan.
- Inventarisasi sumber daya alam.
- Bidang sosial.
Referensi :
Utoyo, B. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, p. 202.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar