Dulu, Uci si Kucing, Guk-guk si Anjing, san Tesi si Tikus saling bersahabat. Mereka selalu berjalan seiring dalam mencari makan. Bila ada potongan tulang, mereka selalu berbagi. Tidak jarang, Gug-guk dan dan Uci menunggui Tesi makan. Maklum tubuh Tesi paling kecil. sehingga makannya sering tertinggal.
"terimakasih, kalian selalu menunggukiku makan. Sehingga perut kita sama-sama kenyang. Ini namanya persahabatan." Ujar Tesi sambil mengelus perutnya.
"Persahabatan memang indah". Timpal Uci sambil mengelus kumisnya. Guk-guk tertawa. Tak lama kemudian dia pergi ke sebuah pohon. Lalu kencing sambil berdiri.
"Hi...hi...hi..." Uci tertawa. "kau kencing seenaknya, apakah tidak malu dengan Sang kelinci?" Guk-guk tersenyum kecut. Tiba-tiba hatinya jadi kesal.
"Apa urusannya dengan aku. Dia adalah Dia."
Suara Guk-guk meninggi.
"Aduuuuuhh...." Uci memegang perutnya. Wajahnya meringis seperti menahan beban.
"Ada apa Uci?" Tanya Tesi heran.
"Kau mau buang air besar, kan? Aku mau lihat apakah kau mempunyai rasa malu?" Ujar Guk-guk. Uci rupaya mau buang air besar. Dia tidak tahan lagi. lalu berlari ke arah rumpun pohon.
"Mengapa kamu tergesa-gesa?" Tanya Tesi. Sementara Guk-Guk tertawa mengejek. Uci tampak bingung. Dia melihat setumpuk pasir. kemudian membuag kotorannya. Sesudah itu, kotoranya diurug dengan pasir tapi tidak rata. Tercium bau menyengat. Guk-guk marah. "Kotoranmu bau! Bau! Aku tak tahan.!" Pekik Guk-guk. Sedang tesi menutup hidugnya. Beginilah nasib persahabatan. Hal sepele bisa jadi permusuhan. Sementara Tesi bersiul-siul, sebab dia tidak membuat jengkel teman-temannya. Sejak kejadian itu mereka tidak berjalan beriring lagi.
Suatu malam Guk-Guk dan Uci sepakat bertemu di rumah Tuan Banu. Tuan Banu adalah saudagar kaya yang rumahnya berantakan. Mereka sepakat mencari kesalahan Tesi.
"Nah, itu Tesi sedang bergerilya." Ujar Uci kepada Guk-guk. Guk-guk dan Uci mendekati persembunyian Tesi. "Aih apaan nih? Kakiku kok menginjak benda lengket?" Ujar Uci. Guk-guk sama saja. Ternyata yang mereka injak kotoran tikus! Tentu saja keduanya kesal. Tesi buang kotoran dimana-mana. Ternyata kau sama joroknya dengan kami. Sekarang cucikan dulu kaki kami!" Pekik Guk-guk. Tesi dikejar Uci. Sedag Uci dikejar Guk-guk. Mereka bertika berputar-putar mengeluarkan suara gaduh, sehingga Tuan Banu terbangun.
Lalu, "Zing....zing.... zing.......!" Tiga peluru ketapel menghajar mereka. Ketiganya lari terbirit-birit dengan arah yang berbeda.
Sejak saat itu mereka saling bermusuhan. Tidak lagi makan dalam kebersamaan.
Tamat.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar