Al kisah hiduplah seekor anak capung yang sombong. Si Capo namanya. Selain sombong, ia juga sangat nakal. Capo jarang mau mendengar nasihat ibunya. Disuatu sore yang cerah, Capo asik terbang di udara.
"Capo jangan main jauh-jauh!" Nasihat ibunya. Capo tak mau mendengar ibu. Ia malah terbang meninggalkan ibu dan kedua adiknya.
"Capo jangan terbang terlalu jauh, Nak!" kata ibu memperingatkan Capo.
"Ingat adik-adikmu! Kau lupa mengajak mereka bermain!" "daaah Buuu!" "Hari ini aku ingin bermain sendiri" Kata Capo sambil melesat meninggalkan Ibu dan Kedua adiknya. Saat terbang semkin jauh, ia bertemu dengan seorang anak manusia. Capo sempat terperanjat melihat manusia yang begitu besar. "Ah, buat apa aku takut! Toh dia tidak bisa terbang seperti aku, aku punya sayap dan bisa terbang tinggi". Sifat sombongnya mulai muncul.
Tiba-tiba langit menjadi gelap, Capo mulai cemas. Dia berusaha bertahan tetapi Ngi ngi angin meniup Capo dengan sangat kencang. Capo terhempas di udara. Capo berusaha lebih kuat lagi, tapi yang terjadi, Ngi ngi angin meniup tubuh Capo semakin jauh. Yang dilakukannya hanya menghindar dari tiupan Ngi ngi. Ngi ngi angin terus bergerak mendekat. Ia meniup Capo lebih kencang. oh rupanya Ibu menyaksikan peristiwa itu. "Capo, bertahanlah, Nak!"
Sayang, Ibu tidak bisa menjangkau Capo. Capo mulai panik apalagi guntur datang menggelegar, hujan pun turun dengan deras. Ditambah kilatan petir membuat Capo ketakutan. Ia segera mencari tempat berlindung. "Brrr, dingin sekali..." Capo menggigil. Tiba-tiba capo teringat pada Ibu dan kedua adiknya. Capo ingin menangis, teringat pada Ibu dan adiknya. Namun tak disangka, Lulu ular menyelinap dari rimbun dedaunan.
"Hmmmm, aku sangat lapar...." Seketika Ngi ngi angin menghentikan langkahnya.
Hap! Lulu segera menyerang capo. "Aaaaa.....!" Capo kaget bukan kepalang. Untunglah, Ngi ngi cepat meniup tubuh Capo. Ctak! Serangan Lulu meleset. 'Aduh!" Lulu ular meringis. Kepalanya terbentur pohon.
"Huh! Salah perhitungan!" Lulu menggerutu. "Takkah kau lihat, Capo? Si lulu ada dipohon itu," Ngi ngi memberitahu. "Oh Ngi ngi. terimakasih atas bantuanmu."
"Aku tak tahu apa yang terjadi jika kau tak segera meniupku," Capo sedikit lega. "Aku menyesal tak mau mendengar nasihat Ibu."
"Pulanglah, Capo. Ibumu pasti cemas menunggumu." "Yah, aku berpikir hal yang sama...."
"Tapi...... aku sungguh tak mengenal tempat ini," Capo mulai khawatir.
"Bagaimana aku bisa pulang?" Capo tampak lesu.
"Aha! Tak perlu khawatir." "Aku akan meniupmu sampai ke rumah!" "Waaaa, terimakasih, Ngi ngi!" seru Capo gembira.
Akhirnya, Capo pulang dengan selamat. "Sekali lagi, terimakasih Ngi ngi. Aku tak tahu bagaimana membalas jasamu."
"Ah, Sudahlah! Itu sudah menjadi tugasku."
"Sampai jumpa, Capo. Sampaikan salamku untuk Ibumu!"
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar