Sebagian perempuan hamil, baik hamil muda atau tua merasa takut bila berhubungan intim dengan suami. Alasannya, bisa membahayakan janin dalam kandungan.
Pendapat mereka tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Asal dilakukan dengan hati-hati, maka kemungkinan-kemungkinan risiko yang bisa terjadi selama hamil dapat dihindari. Justru, bisa memperlancar persalinan loh!
Kandungan Tak Bermasalah
Dianjurkan oleh Dr Feryal Loetan ASC&T SpRM MKes–MMR, konsultan seks dari Tiara Women and Clinic, Jakarta Selatan, hendaknya calon istri atau yang baru pertama kali hamil sebaiknya memeriksakan diri untuk mengetahui apakah kondisi kandungan atau rahim tidak ada masalah alias baik-baik saja.
Saat yang Tepat
Nah, bila kandungan tak bermasalah, maka Moms and Dads boleh-boleh saja bercinta. Kapan saat yang tepat? Kapan saja dan di mana saja bergantung kemauan atau keinginan dari masing-masing pasangan. Dengan catatan, si ibu hamil tak mengalami masalah apapun dengan kondisi kandungannya.
“Tapi bila rahim bumil lemah atau tidak dapat menahan beban yang ada, tentu musti hati-hati ketika melakukan hubungan intim, dikhawatirkan bisa menyebabkan kontraksi hingga keguguran pada trimester awal kehamilan. Bila perlu ditunda terlebih dulu hingga kondisi bumil benar-benar memungkinkan untuk melakukan hubungan intim,” ucap pemilik Kamar Sutera Clinic ini menambahkan.
Menurutnya, setelah trimester pertama hingga usia 7 bulan kandungan, bumil sudah merasa lebih rileks dan enakan. Nah, saat itulah bumil maupun suami bisa lebih intens melakukan hubungan intim dan menikmatinya.
Pada trimester pertama, kehamilan masih lemah sehingga umumnya suami dan istri harus lebih hati-hati mencari posisi aman. Sementara setelah usia kandungan 7 bulan, perut akan membesar, janin pun bertambah berat, hal inilah yang membuat keadaan menjadi kurang nyaman bagi suami – istri untuk berhubungan intim.
Posisi yang Aman
1. Sebaiknya pilih posisi yang tidak menekan perut, yaitu posisi setengah duduk. Posisi ini tidak akan menekan rahim bumil.
2. Posisi wanita di atas. Posisi ini yang paling nyaman untuk banyak ibu hamil utamanya karena wanita hamil dapat mengontrol kedalaman penetrasi.
3. Posisi laki-laki di atas tetapi berbaring hanya separuh tubuh.
4. Anda juga dapat mengambil posisi suami berlutut dengan satu lutut untuk menahan berat badannya. Atau gaya lainnya, Anda dapat mengangkat kedua kaki ke atas.
Rambu-rambu Seks Saat Hamil
1. Berikut rambu-rambu yang perlu Moms or Dads ketahui untuk melakukan seks yang aman saat hamil:
2. Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, utamakan kenyamanan dan kebebasan bumil.
3. Hindari penggunaan alat bantu seks.
4. Rasa pengertian dari masing-masing pasangan, empati dan humor merupakan aspek yang sebaiknya ada ketika melakukan hubungan intim saat hamil. Sehingga, masing-masing pasangan lebih bisa menikmati dan nyaman saat berhubungan intim.
5. Kapanpun, bumil berhak mengatakan “tidak” bila bumil memang tidak menginginkan untuk melakukan hubungan intim.
6. Jika kehamilannya berisiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari hingga dokter menyatakan aman.
7. Hindari penetrasi bila air ketuban bocor alias pecah.
8. Kontak seksual dalam bentuk apapun harus dihindari jika bumil atau pasangannya telah terkontaminasi atau terkena virus HIV. Gunakan kondom bila memang tetap ingin melakukan hubungan intim.
9. Yang tak kalah pentingnya, hubungan intim dengan pasangan saat menjelang persalinan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan rileks.
Kapan Membatasi Hubungan Intim?
Dalam hal ini tentu ada beberapa kondisi yang memungkinkan istri tidak “melayani” suami, yaitu:
1. Setiap kali terjadi perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.
2. Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
3. Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
4. Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah.
5. Bila terjadi plasenta previa dimana plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim. Dikhawatirkan dapat menyebabkan perdarahan dan mengancam ibu dan janinnya.
6. Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.
(Sumber : okezon.com)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar