LIMA ATURAN BICARA

Bookmark and Share
Satu hal yang perlu diingat adalah, bahwa apa dan bagaimanapun proyeksi kita sebagai pembicara publik, kualitas dan kualifikasinya akan selalu terkait erat dengan bagaimana kita berbicara sehari – hari biasa. Di saat ngobrol santai, di rumah, di teras, di warung dan bahkan di tempat tidur bersama suami atau istri kita. Itu artinya, kualitas komunikasi massa dan antar personal kita, adalah satu kesatuan yang utuh. Berikut terdapat lima aturan dalam berbicara :

1.Sopan
Kita boleh marah, kita boleh memuji, kita boleh mengintrogasi. Semuanya adalah bentuk – bentuk komunikasi. Kita boleh mengatakan apapun dengan cara apapun. Namun pada akhirnya, semua bicara kita akan bermuara pada kebenaran tentang siapa kita dan bagaimana perilaku kita. Untuk itu, kita selalu punya pilihan utnuk tempat berdiri dan memandang:
a. Ubin cinta, kasih dan sayang atau
b. Ubin ketakutan, rasa tidak nyaman atau merasa terancam. Setiap ubin menyemburatkan berbagai implikasi yg sama dan sejenis. Sebangun, sekeluarga dan sekerabat.

2.Waspadai Dampaknya
Orang sering membuka mulut untuk mengkritis dan menyerang orang lain. Beberapa orang bahkan berpredikat master dalam hal ini. Mereka bisa melakukannya dengan terbuka, atau tertutupi. Bagi beberapa orang, berkomunikasi adalah perang. Tujuannya untuk menang, dan kata katanya adalah panglima. Luka akibat kata – kata, sering lebih dalam dari pada sayatan pedang. Dan lukanya, kering lebih lama daripada bokong yang jorok. Komunikator yang handal adalah konukiator yang paham dan mengerti dampak dari kata katanya. Mereka juga ahli dalm menyesuaikannya dengan keadaan dan suasana

3.Pilih yang positif saja
Komunikasi jauh lebih dalam dari pada sekedar lalu – lintas informasi dan pesan. Konukasi. Komunikator yang handal, akan menyisakan rasa nyaman dan bernilai pada orang – orang yang mendengarkannya. Maka berkomunikasi bukan hanya tentang kata – kata. Komunikasi adalah tentang orang dan manusia. Dan menurut daniel coleman, setiap interaksi bermuara pada dua implikasi lebih baik, atau lebih buruk.

4.Tidak Berasumsi telah dimengerti
Catatan sejarahyang panjang dalam kehidupan manusia, hampir selalu menunjukkan sisi gelap yang dipicu oleh kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Menurut stephen covery,”pertama, jadilah yang dimengerti, lalu mengertilah.”

5.Tahu kapan harus diam
Hal tersulit tentang mulut adalah menutupnya rapat – rapat . dan orang orang datang menghadiri berbagai sesi dengan kecenderungannya untuk membukanya lebar – lebar. Sebabnya hanya satu, mereka ingin mengimpresi orang. Hasil terburuk dari situasi semacam ini, adalah terbuangnya waktu dan turunnya prouktifitas. Komunikator yang handal adalah komunikator yang merasa cukup aman, manakala mereka harus mengakui hanya ada sedikit yang akan dibicarakan, atau malah tidak sama kali. Mereka tahu kapan harus diam. Untuk masalah ini, alber einstein memberi kita rumus:

Jika A adalah sukses, maka:
A = X + Y + Z
X = kerja
Y = bermain
Z = tutup mulut

Hukum relativitasnya juga ada:
E= mC kuadarat
E = excellency
M = manusia

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger