Suku Bugis (Makasar) : Kebudayaan, Sistem Kepercayaan, Kekerabatan, Politik, Ekonomi, Kesenian

Bookmark and Share
Artikel dan Makalah tentang Suku Bugis (Makassar) : Kebudayaan, Sistem Kepercayaan, Kekerabatan, Politik, Ekonomi, Kesenian - Berikut ini adalah materi lengkapnya :

a. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Bugis

Masyarakat Bugis banyak tinggal di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka penganut Islam yang taat. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama sebagai berikut.
  1. Patoto-e adalah dewa penentu nasib.
  2. Dewata Seuwa-e adalah dewa tunggal.
  3. Turie a’rana adalah kehendak tertinggi.
Masyarakat Bugis menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat dan sakral), yaitu sebagai berikut.
  1. Ade (‘ada dalam bahasa Makassar).
  2. Bicara.
  3. Rapang.
  4. Wari’.
  5. Sara’.
b. Sistem Kekerabatan Suku Bangsa Bugis

Perkawinan yang ideal di Makassar sebagai berikut.
  1. Assialang Marola adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu baik dari pihak ayah/ibu.
  2. Assialanna Memang adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua baik dari pihak ayah/ibu.
Perkawinan yang dilarang adalah perkawinan anak dengan ayah/ibu dan menantu dengan mertua.

Kegiatan-kegiatan sebelum perkawinan, meliputi:
  1. Mappuce-puce adalah meminang gadis,
  2. Massuro adalah menentukan tanggal pernikahan,
  3. Maddupa adalah mengundang dalam pesta perkawinan.
c. Sistem Politik Suku Bugis

Masyarakat Bugis Makassar kebanyakan mendiami Kabupaten Maros dan Pangkajene. Mereka tinggal di sebuah kampung yang terdiri atas 10 – 20 buah rumah. Kampung pusat ditandai dengan pohon beringin besar yang dianggap keramat dan dipimpin oleh kepala kampung disebut matowa. Gabungan kampung disebut wanua sama dengan kecamatan.

Lapisan masyarakat Bugis Makassar sebelum kolonial Belanda adalah: ana’ karung adalah lapisan kaum kerabat raja, to-maradeka adalah lapisan orang merdeka, ata adalah lapisan budak.

d. Sistem Ekonomi Suku Bugis

Mata pencaharian masyarakat Bugis-Makassar yaitu pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Masyarakat Bugis Makassar juga telah mewarisi hukum niaga. Ammana Gappa dalam bukunya Ade’allopiloping Bicaranna Pabbalue yang ditulis pada abad ke-17, menyebutkan sambil berlayar mereka berdagang di pulau-pulau di Indonesia. Selain itu mereka juga membuat kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung.

e. Sistem Kesenian Suku Bugis

Rumah adat suku bangsa Bugis Makassar berupa panggung yang terdiri atas 3 bagian sebagai berikut.
  1. Kalle balla adalah untuk tamu, tidur,dan makan.
  2. Pammakkang adalah  untuk menyimpan pusaka.
  3. Passiringang adalah  untuk menyimpan alat pertanian.
Rumah adat suku Bugis Makasar
Gambar 1. Rumah adat suku Bugis Makasar.
f. Pakaian adat Suku Bugis

Pakaian adat khas wanita Bugis Makassar adalah baju bodo. Baju bodo berupa kain sarung yang berwarna merah hati, biru, dan hijau.
Baju bodo pakaian adat wanita Bugis Makassar
Gambar 2. Baju bodo adalah pakaian adat wanita Bugis Makassar. (Wikimedia Commons)
Anda sekarang sudah mengetahui Suku Bugis. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Indriyawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 137.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger