Seni Rupa, Seni Patung di Indonesia : Sejarah, Perkembangan, Bentuk, Jenis-jenis, Macam-macam

Bookmark and Share
Artikel dan Makalah tentang Seni Rupa, Seni Patung di Indonesia : Pengertian, Perkembangan, Bentuk, Jenis-jenis, Macam-macam - Bila kita sedang dalam perjalanan, sering kita jumpai adanya patung-patung yang terdapat di tengah perempatan-perempatan, sudut-sudut persimpangan, depan gedung-gedung pertemuan, dan juga pada museum-museum. Patung-patung itu bisa berupa tokoh-tokoh pahlawan kita, momentum-momentum yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia, atau simbol-simbol, cita-cita dan perjuangan, serta program-program yang dicanangkan oleh pemerintah.
Ganesa
Gambar 1. Arca Ganesa yang cukup tua, dibuat pada abad ke-8, kini disimpan di Mueseum Cham, Vietnam. (Wikimedia Commons)
Pernahkah Anda berpikir untuk apa patung itu dibuat? Dari bahan apa patung itu dibuat?

1) Perkembangan Seni Patung

Pertumbuhan seni patung sebenarnya telah ada sejak kehidupan bangsa-bangsa kuno. Di Yunani terdapat patung Dewa Zeus yang dipuja oleh masyarakat Yunani.

Demikian pula di Indonesia terdapat patung-patung dewa agama Hindu seperti patung Siwa Mahadewa, patung Siwa sebagai Mahaguru, dan patung Siwa sebagai Mahakala serta patung-patung agama Buddha yang kita kenal sebagai Dhyani Buddha yang sangat besar dan megah. Di daerah-daerah yang terkena pengaruh agama Hindu dan Buddha patung-patung tersebut berada dalam candi-candi, seperti candi Prambanan dan Borobudur.

Di daerah-daerah yang tidak terkena pengaruh agama Hindu, seni patung merupakan kelanjutan seni patung zaman prasejarah. Seni patung tersebut banyak berhubungan dengan kepentingan keagamaan/religi daerah setempat yang berakar dari zaman sebelumnya. Salah satu contohnya adalah patung-patung pemakaman daerah Toraja yang melukiskan orang-orang yang sudah meninggal dunia, patung Totem dari suku Dayak dan suku Asmat (Papua Selatan), serta burung Enggang yang merupakan lambang dari arwah (Kalimantan). Maka dapat disimpulkan bahwa patung merupakan sarana untuk penghormatan, pemujaan, dan upacara keagamaan. Dengan demikian seni patung memiliki nilai budaya yang cukup tinggi dalam kehidupan bangsa-bangsa kuno di dunia maupun di Indonesia.

2) Bentuk Patung

a) Tradisional

Bentuk patung tradisional di Indonesia digarap oleh sebagian kelompok masyarakat Bali kini. Hal ini disebabkan karena kehidupan masyarakat Bali tidak banyak berubah terutama dalam hal kepercayaan masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu. Perkembangan bentuk seni patung tradisional di Bali dirintis oleh I Nyoman Tjokot yang dibina oleh seniman R. Bonnet dan Walter Spies sekitar tahun 1940-an. Tema patung di Bali masih tetap mengambil dari Ramayana dan Mahabarata, disamping tema keagamaan, misalnya penggambaran surga dan neraka.

b) Modern

Pertumbuhan patung modern di Indonesia ditandai dengan kecenderungan patung figuratif, salah satunya dengan munculnya patung potret diri atau sosok-sosok manusia tertentu yang dipatungkan. Umumnya patung semacam ini ditampilkan dalam ukuran setengah dada atau sebatas kepalanya saja. Salah satu contohnya adalah patung karya S. Sudjojono berjudul Potret Pejuang tahun 1953. Masih banyak karya lain yang dihasilkan oleh seniman-seniman patung di Indonesia, seperti karya G. Sidharta Tiang Berulang (1973) dan Tiang Kehidupan (1978). Patung karya Sidharta ini memadukan dua kekuatan yaitu aspek narasi (cerita) dengan kekuatan formal seni patung.

3) Jenis-Jenis Patung

a) Figure adalah patung yang menggambarkan bagian tubuh manusia secara utuh, dari kaki sampai kepala.
b) Buste adalah patung dada yang hanya menggambarkan bagian kepala sampai dada atau hanya dada saja.
c) Torso adalah patung badan atau gembung saja tanpa kepala dan tanpa anggota badan.

Anda sekarang sudah mengetahui Seni Patung. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Lestari, P. 2009. Antropologi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 181.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger